Mengelola sampah
Bagi anda yang merupakan ibu rumah tangga, sampah selalu menjadi masalah yang umum dihadapi setiap hari. Bagaimana tidak, setiap anggota keluarga dipastikan menghasilkan sampah setiap hari untuk keberlangsungan hidupnya.
Sampah berupa macam-macam seperti plastik, kaleng, kertas, kain, dan sampah basah yang terdiri dari makanan sisa selalu diproduksi setiap hari tanpa kecuali. Bagi mereka yang telah berlangganan sampah setiap hari, permasalahan sampah bukanlah menjadi suatu permasalahan yang besar karena setiap hari petugas sampah akan mengambilnya dan mengelolanya di Tempat Penampungan Sampah (TPA).
Namun demikian, apakah memanfaatkan jasa pemungut sampah selalu gratis alias bebas biaya? Tentu saja tidak. Di daerah Yogyakarta saja berlangganan sampah selama satu bulan dipatok dengan biaya Rp 20,000. Hal ini bagi sebagian orang mungkin dianggap murah.
Namun bagi mereka yang hidup dalam kondisi ekonomi pas-pasan, angka Rp 20,000 tentunya sangat berarti terutama di saat harga barang-barang kebutuhan naik seperti sekarang ini.
Mau tidak mau, mereka yang tidak berlangganan jasa pemungutan sampah harus pandai-pandai mengelola sampah sendiri di rumah.
Mengelola Sampah Organik
Sampah organik merupakan jenis sampah yang dapat didaur ulang dengan mudah di alam. Pada prinsipnya, sampah organik dapat dibagi menjadi dua yakni sampah organik kering dan sampah organik basah.
Sampah organik kering sebagai contohnya adalah dedaunan kering, ranting pohon, kayu, dan lain sebagainya. Sedangkan sampah organik basah merupakan sampah organik yang meengandung air seperti makanan sisa, buah dan sayur.
Jika semua sampah organik dibiarkan begitu saja maka hal ini tentunya akan berbahaya bagi kehidupan di sekelilingnya karena akan mengundang banyak penyakit yang disebabkan oleh kuman maupun lalat, nyamuk dan berbagai jenis hewan lainnya.
Berbagai penyakit seperti diare, desentri, gatal-gatal dan jamur kulit bisa datang dengan mudah jika sampah organik baik basah maupun kering tidak segera dikelola dengan baik.
Pengelolaan yang tepat bagi sampah organik adalah dengan mengubahnya menjadi pupuk organik. Berikut ini merupakan salah satu cara membuat kompos sebagai salah satu cara mengelola sampah organik
- Kumpulkan berbagai macam daun kering, rantai kering, sampah kelapa, atau apa saja yang dapat difermentasi, Sediakan kompos yang sudah jadi, Siapkan dedak dan Siapkan larutan 5 sendok makan dectro dan air 20 liter
- Campur dedak, kompos, dan bahan organic tersebut.
- Siramkan larutan dectro dan air ke dalam tumpukan sampah organik.
- Simpan sampah organik di tempat yang cukup tinggi dan tutup dengan karung goni.
- Tunggu sampai 24 jam hingga pupuk siap dipakai.
Mengelola Sampah Anorganik
Mengelola sampah anorganik tentunya akan sangat bervariasi mengingat jumlahnya yang banyak. Sampah anorganik, seperti yang telah kita ketahui bersama merupakan jenis sampah yang sulit untuk diuraikan oleh alam. Sampah ini bisa menjelma menjadi berbagai macam benda seperti botol, plastik, kain, kaleng, barang pecah belah dan lainnya.
Sebenarnya barang-barang ini akan sangat berguna jika kita sumbangkan atau jual di tempat penampungan sampah anorganik atau tukang rongsok karena melalui tangan-tangan inilah sampah anorganik akan disalurkan pada mereka yang membutuhkan seperti para pengrajin bubur kertas dan bahan kerajinan lainnya.
Untuk sampah kain misalnya, dapat dibuat menjadi kain perca yang dapat dimanfaatkan kembali menjadi keset, lap, dan kain perca lainnya.
Sedangkan untuk kaleng, walaupun bentuknya keras sebenarnya masih dapat didaur ulang.
Bahkan bahan sekeras baja pun masih dapat didaur-ulang kembali, mengingat sumber daya mineral jumlahnya tidak sebanyak sumber daya yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar