Minggu, 29 September 2019

KD 3.9


Program 4P:
Barang ( Product ) : Jenis rancangan barang cenderung terbatas dan mempunyai model barang standar yang sederhana.
Promosi ( Promotion ):           Promosi yang terutama dipergunakan adalah periklanan dan kemudian promosi penjualan. Terdapat dua alternatif pada program promosi barang perkenalan :
Promosi gencar :Tujuanya adalah membangkitkan kesadaran dan minat dengan segera karena pasar penuh pesaing yang mudah meniru.
Promosi lambat :Pasar tidak cukup luas dan sudah ada kesadaran akan adanya barang.
Harga ( Price ) :         Harga merupakan variabel yang peka.
Ada dua strategi yang umum dipergunakan :
1.Premium atau cream-skiming.:          Harga ditetapkan pada tingkat kemampuan pembeli setinggi-tingginya.Strategi ini dipergunakan apabila permintaan pasar cukup kuat dan persaingan tidak ketat.
2.Penetration.: Harga ditetapkan pada tingkat minimum terendah yang masih diterima oleh pembeli. Strategi harga rendah dipergunakan apabila konsumen peka terhadap harga dan tingkat persaingan cukup ketat.
Distribusi ( Place ) :Memberikan kemudahan bagi pembeli untuk memperoleh barang.
Pengertian Harga Pokok Penjualan (HPP) dan Cara Menghitung HPP – Harga Pokok Penjualan (HPP) atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Cost of Goods Sold (COGS) adalah perhitungan  manajerial yang mengukur biaya langsung yang dikeluarkan dalam meproduksi produk yang dijual selama suatu periode. Dengan kata lain, Harga Pokok Penjualan atau HPP adalah jumlah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk tenaga kerja, bahan dan overhead dalam proses pembuatan produk atau jasa yang dijual  ke pelanggan sepanjang suatu periode.
Perlu ditekankan bahwa biaya yang dimasukan ke dalam Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah biaya yang berkaitan langsung dengan produk yang dijual. Sedangkan biaya-biaya tidak langsung tidak dapat dimasukan ke dalam perhitungan HPP ini. Tujuan perhitungan HPP ini adalah untuk mengukur biaya sebenarnya dalam meproduksi barang dagangan yang dibeli pelanggan untuk periode tertentu.
Perhitungan Harga Pokok Penjualan atau HPP sangat penting bagi manajemen karena dapat membantu  manajemen  menganalisa seberapa baik mereka mengendalikan  biaya  pembelian dan biaya tenaga kerja (upah/gaji). Para Kreditor atau Investor juga dapat menggunakan Harga Pokok Penjualan (HPP) untuk menghitung margin kotor bisnis (gross margin) dan menganalisis berapa persentase pendapatan yang masih tersedia untuk menutupi biaya operasionalnya. Produsen maupun retailer (pengecer) pasti akan mencatat Harga Pokok Penjualan ke dalam Laporan Laba Rugi mereka sebagai beban  langsung setelah pendapatan pada periode tertentu. Harga Pokok Penjualan atau HPP kemudian dikurangi dari Total Pendapatan untuk mengetahui Margin Kotornya.

Harga Jual dan Harga Pokok Penjualan, Samakah?

Seringkali  istilah Harga Jual dan Harga Pokok Penjualan menimbulkan kerancuan, sehingga ada yang beranggapan bahwa kedua istilah ini sama. Tapi benarkah demikian? Menurut ilmu akuntansi, harga jual berbeda dengan harga pokok penjualan. Untuk mengetahui lebih lanjut perbedaannya, simak penjelasan berikut ini

Apakah yang dimaksud dengan harga jual?

Menurut Mulyadi, harga jual adalah besaran harga yang dikenakan/dibebankan kepada konsumen yang didapat dari perhitungan biaya produksi ditambah dengan biaya nonproduksi serta laba yang diharapkan.
Sedangkan menurut Alimisyah dan Padji, selling price (harga jual) merupakan harga jual yang meliputi biaya yang dikeluarkan untuk produksi dan distribusi ditambah dengan jumlah laba yang diinginkan.
Dari kedua pendapat tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan harga jual adalah harga yang dikeluarkan untuk produksi ditambah biaya non produksi serta laba yang diharapkan.

Bagaimana menentukan harga jual?

Pada dasarnya ada dua metode yang dapat digunakan untuk menentukan harga jual yaitu:
1. Penetapan harga biaya plus (cost-plus pricing method):
Menentukan harga jual per unit produk dengan menghitung juimlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutup laba yang dikehendaki pada unit tersebut atau disebut margin.
Rumus: biaya total + margin = harga jual
Misalnya: Usaha bakery Anda mendapatkan order sebanyak 100 roti untuk seminar. Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi roti tersebut diperkirakan Rp. 400.000 dengan perincian:
  • biaya bahan baku                                                Rp.  250.000
  • biaya tenaga kerja                                                Rp. 100.000
  • biaya lain-lain seperti penyusutan alat  dll Rp. 50.000
Jika Anda menginginkan laba sebesar 10% dari biaya total, maka:  harga total= biaya total + laba = Rp. 400.000 + (15% x Rp.400.000) = Rp. 460.000. Dengan demikian harga untuk setiap roti yang dijual sebesar Rp. 4.600.
2. Penetapan harga mark up
Para pedagang lebih banyak menggunakan penetapan harga mark up ini karena caranya yang lebih sederhana. Anda membeli barang dagangan kemudian harga jualnya Anda tentukan sendiri setelah menambah harga beli dengan sejumlah mark up seperti rumusan : harga beli + mark up = harga jual. Jadi mark up ini adalah kelebihan harga jual diatas harga belinya. Misalnya Anda mempunyai toko baju. Anda beli baju merek Annisa seharga Rp. 250.000. Kemudian Anda ingin keuntungan Rp. 50.000, sehingga Anda menjualnya Rp. 250.000 + Rp. 50.000 = Rp. 300.000

Strategi Pengembangan Produk

BAB I Pendahuluan
       1.1     Latar Belakang
Pengembangan produk baru atau menciptakan produk baru merupakan tugas yang sering terlupakan. Pada saat salah satu ataupun beberapa produk yang sedang dipasarkan itu berada pada tahap “kedewasaan” , maka pengusaha haruslah mulai memanfaatkan keuntungan yang diperolehnya dari produk yang berada pada tahap tersebut untuk mengembangkan ide penciptaan produk baru. Produk baru inilah yang diharapkan nantinya dapat menggantikan produk lama yang sedang jaya tersebut. Untuk alasan tersebutlah penulis membuat makalah dengan judul Pengembangan Produk.
       1.2     Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.      Apakah yang dimaksud dengan produk ?
2.      Sebutkan apa saja atribut – atribut produk ?
3.      Apakah yang dimaksud dengan pengembangan produk ?
4.      Apa saja tujuan pengembangan produk ?
5.      Bagaimanakah tahap – tahap dalam pengembangan produk ?
6.      Bagaimana proses pengembangan produk ?
  
BAB II PEMBAHASAN
       2.1     Pengertian dari Produk
Produk merupakan salah satu aspek penting dalam variabel marketing mix, produk juga merupakan salah satu variabel yang menentukan dalam kegiatan suatu usaha. Tanpa produk, suatu perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Banyaknya pesaing dalam dunia bisnis memerlukan suatu bentuk produk yang berbeda satu sama lainnya. Produk suatu perusahaan haruslah memiliki suatu keunggulan ataupun kelebihan dibandingkan produk yang dihasilkan perusahaan lain, dalam hal ini perusahaan pesaing.
 Suatu produk tidak dapat dilepaskan dari pemuasan kebutuhan dan keinginan konsumen. Suatu produk juga tidak dapat dikatakan memiliki nilai jual jika produk tersebut tidak menarik bagi konsumen untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai produk tersebut, para ahli mempunyai gambaran tentang definisi produk itu.
Pengertian produk menurut Kotler (2002:3):
Produk memiliki pengertian yang luas yaitu segala sesuatu yang ditawarkan, dimilki, digunakan, atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan termasuk didalamnya adalah fisik, jasa, orang, tempat, organisasi serta gagasan.
Sedangkan pengertian produk itu sendiri menurut Djaslim Saladin dan Yevis Marty Oesman  (2002:71) terbagi dalam beberapa pengertian, yaitu
Pengertian Produk adalah:
1.       Dalam pengertian sempitnya, produk adalah sekumpulan sifat-sifat fisik dan kimia yang
berwujud yang dihimpun dalam suatu bentuk yang serupa dan yang telah dikenal.
2.       Dalam pemgertian secara luas, produk adalah sekelompok sifat-sifat yang berwujud (tangible)
dan tidak berwujud (intangible) yang didalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer dan pelayanan yang diberikan produsen dan pengecer yang dapat diterima konsumen sebagai kepuasan yang ditawarkan terhadap keinginan atau kebutuhan konsumen.
3.   Secara umumnya, produk itu diartikan secara ringkas sebagai segala sesuatu yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan atau keinginan manusia, baik yang berwujud maupun tidak berwujud.
Dari beberapa definisi tentang produk tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa produk  adalah suatu bentuk barang atau jasa, yang ditawarkan dan telah dibuat sedemikian rupa untuk ditawarkan atau dijual, dimiliki, dan digunakan atau dikonsumsikan agar dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. 
2.2     Atribut – atribut produk.
Menurut Djaslim Saladin dan Yevis Marty Oesman (2002:72), produk dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok:
1.         Barang tidak tahan lama (Non Durable Goods)
Merupakan barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan.
2.         Barang tahan lama (Durable Goods)
Merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak kali pemakaian.
3.         Jasa (Service)
Jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan dan mudah habis.
Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa klasifikasi produk terbagi menjadi tiga yaitu barang tidak tahan lama (Non Durable Goods), barang tahan lama (Durable Goods), dan jasa (Service).
 2.3     Pengertian dari Pengembangan Produk.
Dalam dunia bisnis dan marketing, istilah pengembangan produk (product development) sudah lazim dibicarakan, dibahas dan dianalisis. Secara umum, pengembangan produk dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan perusahaan untuk menambah manfaat, ciri, desain dan layanan pada barang dan jasa.
Pengertian pengembangan produk telah banyak dikemukakan para ahli, antara lain ;
         1.     Assaury (1996) mengatakan bahwa pengembangan produk (product development) adalah suatu kegiatan atau aktifitas yang dilakukan dalam menghadapi kemungkinan perubahan suatu produk ke arah yang lebih baik sehingga dapat memberikan daya guna maupun daya pemuas yang lebih besar.
2.     Stanton (1996) mengatakan bahwa pengembangan produk (product development) adalah suatu istilah yang terbatas mneliputi kegiatan teknis, seperti riset produk, rekayasa dan desain.
3.         Guiltinan (1991) mengatakan bahwa pengembangan produk (product develpoment) adalah suatu kebutuhan dan keinginan yang selalu berubah mengakibatkan adanya segmen baru atau adanya persaingan dan perubahan teknologi. 
4.   Sigit (1992) mengatakan bahwa pengembangan produk (product development) disebut juga merchandising adalah kegiatan-kegiatan manufacturer ( pembuat barang ) atau middlemen ( perantara ) yang bermaksud melakukan penyesuaian barang-barang yang dibuat atau ditawarkan untuk dijual atas permintaan pembeli.
5.    Kotler dan Armstrong (1996) mengatakan bahwa pengembangan produk adalah strategi untuk pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk baru atau yang dimodifikasi ke segmen pasar yang sekarang.
6.   Dari berbagai pengertian pengembangan produk tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan produk adalah suatu usaha yang dilakukan perusahaan melalui perbaikan bentuk, penyederhanaan, pembentukan kembali, menambah desain atau model dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan konsumen atau pelanggan. 
2.4     Tujuan dari Pengembangan Produk.
Menurut Buchari Alma (2000:101) tujuan pengembangan produk adalah
1.         Untuk memenuhi keinginan konsumen yang belum puas
2.         Untuk menambah omzet penjualan
3.         Untuk memenangkan persaingan
4.         Untuk mendayagunakan sumber-sumber produksi
5.         Untuk meningkatkan keuntungan dengan pemakaian bahan yang sama
6.         Untuk mendayagunakan sisa-sisa bahan
7.         Untuk mencegah kebosanan konsumen
8.         Untuk menyederhanakan produk, pembungkus 
2.5     Tahap – Tahap Pengembangan Produk
Agar pelaksanaan pengembangan produk dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan, perlu diperhatikan tahap-tahap dalam melaksanakan pengembangan produk. Menurut Kotler (2002: 382) tahap-tahap pengembangan produk terbagi menjadi delapan tahap yaitu :
1           Idea Generation (Pemunculan Gagasan)
Tahapan ini merupakan pencarian peluang produk baru secara terus menerus dan sistematik. Tahapan ini dilakukan untuk menemukan gagasan-gagasan baru dan segara mengenai penciptaan produk. Metode untuk menciptakangagasan baru meliputi brain storming (sesi kelompok kecil untuk menstimulasi gagasan), melakukan analisa atas produk yang sudahada, ataupun melalui survei konsumen. 
2           Idea Screening (Penyaringan Gagasan)
Setelah perusahaan mengidentifikasi gagasan produk yang berpotensi, perusahaan harus menyaringnya. Dalam product screening, kekurangan, ketidakcocokan, atau gagasan yang tidak menarik lainnya harus disingkirkan dari tindakan lebih lanjut. Tujuan penyaringan adalah mengurangi banyaknya gagasan dengan mencari dan menghilangkan gagasan buruk sedini mungkin.
3           Concept Development and Testing (Pengembangan dan Pengujian Konsep)
Menguji konsep adalah menyajikan konsep produk kepada consumer dan mencoba mengukur sikap dan ketertarikan konsumer atas konsep awal pengembangan produk tersebut. Pengujian konsep merupakan cara yang cepat dan tidak mahal untuk mengukur minat konsumer. Pengujian dilakukan dengan meminta konsumer yang potensial untuk berinteraksi terhadap sketsa gambar atau deskripsi tertulis yang menggambarkan produk yang akan dikembangkan.
4.         Marketing Strategy Development (Pengembangan Strategi Pemasaran)
Pernyataan strategi pemasaran terdiri dari tiga bagian untuk memperkenalkan produk ke pasar. Bagian pertama menjelaskan ukuran, struktur, dan tingkah laku pasar sasaran, penempatan produk yang telah direncanakan, penjualan, bagian pasar, serta sasaran keuntungan yang hendak dicari pada beberapa tahun pertama. Bagian kedua dari pernyataan strategi pemasaran menguraikan harga produk yang direncanakan, strategi distribusi, dan biaya pemasaran selama tahun pertama. Bagian ketiga menjelaskan penjualan jangka panjang yang direncanakan, serta sasaran keuntungan dan strategi bauran pemasaran selama ini.
5.         Business Analysis (Analisis Bisnis)
Analisis Bisnis dan finansial dilakukan untuk menguji kelayakan finasialdan bisnis dari konsep pengembangan produk baru. Disini dilakukan analisa terhadap sejumlah aspek, seperti proyeksi permintaan pasar,perkiraan biaya produksi dan peta persaingan.
6.         Product Development (Pengembangan Produk)
Pengembangan produk mengkonversi ide produk baru menjadi bentukfisik dan sekaligus mengidentifikasi pola strategi pemasaran yang akanditerapkan. Fase ini mencakup konstruksi produk, packaging, pemilihan brand, brand positioing, dan usage testing. 
7.         Test Marketing (Pengujian Pasar)
Fase ini mencakup konstruksi produk, packaging, pemilihan brand,brand positioing, dan usage testing. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi kinerja produk dan efektivitas program pemasaran secara terbatas sebelum a full-scale introduction. Melalui ujipemasaran ini, perusahaan dapat melakukan observasi perilaku pelanggan secara aktual. Perusahaan juga dapat melihat reaksi yang dilakukan pesaing, dan juga respon dari para distribution channelmembers.
8.         Commercialization (Komersialisasi)
Setelah pengujian selesai, perusahaan siap untuk mengenalkan produknya ke pasar yang ditargetkan secara full scale. Sejumlah aspek yang perlu dicermati dalam tahap commercialization adalah kecepatan penerimaan konsumen dan para distributor, intensitas distribusi (berapa banyak toko penyalur), kemampuan produksi, serta efektivitas promosi, strategi harga, dan reaksi persaingan. 
Selain hal – hal diatas, point penting lainnya adalah Diferensiasi menjadi suatu strategi yang baik. Adanya diferensiasi menjadikan suatu produk memilki identitas yang khas dan unik. Sehingga menjadi pembeda bagi produk pesaing dan memungkinkan untuk sulit ditiru. Terkadang pula, perilaku konsumen yang sangat sensitif terhadap sesuatu yang baru dan beda, menjadikan suatu produk yang memiliki diferensiasi dengan produk pesaingnya sangat dicari konsumen.
Beberapa faktor tambahan yang menghalangi pengembangan produk baru adalah :
           Kelangkaan ide penting pada wilayah tertentu
           Pasar yang terfragmentasi
           Batasan sosial dan pemerintah
           Biaya pengembangan
           Kelangkaan modal
           Waktu pengembangan yang dibutuhkan relatif pendek.
Hal yang harus diperhatikan pula dalam pengenalan awal suatu produk baru adalah penentuan strategi harga produk tersebut. Dimana strategi harga ini diperlukan untuk meminimalisir resiko produk tersebut ditolak pasar, karena terlalu mahal atau bahkan terlalu murah. Berikut ada dua cara bagaimana menentukan harga dari produk baru : 
  Penentuan harga mengambil sebagian pasar
Strategi ini pernah diterapkan oleh Intel ketika meluncurkan chip komputer terbaru. Mereka meluncurkan chip tersebut ke pasaran dengan harga $1000 per keping. Tentu saja harga ini hanya bisa dijangkau oleh segmen pasar kelas atas saja. Dengan harga yang tinggi, intel berusaha untuk mengambil hanya sebagian pasar yakni pasar kelas atas.
Ketika siklus produk mulai mengalami penurunan, akibat banyaknya pesaing serupa yang masuk dan penjualan mulai melemah. Intel menurunkan harga chip menjadi $200 per keping. Sehingga chip tersebut menjadi prosesor masal paling lari di pasaran. Dengan cara itu, intel mengambil pendapatan yang maksimum dari berbagai segmen pasar.
  Penetapan Harga Penetrasi Pasar
Selain menetapkan harga yang tinggi untuk mengambil sebagian segmen pasar. Sebagian perusahan justru menggunakan harga penetrasi pasar. Dimana mereka memberikan harga yang relatif murah, sehingga penjualan produkpun meningkat. Tujuannya adalah agar perusahaan bisa menembus pasar secara cepat dan menarik banyak pembeli. 
2.6     Tahapan Srategi Daur Hidup Produk
Konsep daur hidup bisa dimanfaatkan oleh manajer agar bisa memahami dinamika produk dan pasar. Manfaat sesungguhnya bisa beragam tergantung dari situasi pengambilan keputusan. Sebagai alat perencanaan, konsep daur hidup produk bisa membantu memperjelas tantangan-tantangan pemasaran pada setiap tahap dan alternative estrategi apa saja yang bisa digunakan perusahaan. Sebagai alat pengendalian, konsep ini membantu perusahaan dalam membandingkan prestasi dengan produksi sejenis dimasa lalu.
TAHAP PERKENALAN
Pada tahap ini pertumbuhan penjualan lambat karena produk baru saja diperkenalkan dimasyarakat konsumen. Biaya sangat tinggi sehingga produk tidak menghasilkan keuntungan sama sekali. Untuk memperkenalkan suatu produk baru, memerlukan waktu yang sangat lama sekali untuk mengisi ke jalur distribusi dan mendorongnya pada berbagai pasar. Jumlah keuntungan yang diperoleh selama tahap ini sangat sedikit atau bahkan merugi yang diakibatkan oleh rendahnya hasil penjualan yang disertai dengan tingginyabiaya distribusi dan promosi. Untuk memperkenalkan fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor keperusahaan-perusahaan industry di wilayah Jawa Barat dibutuhkan waktu yang tidak sedikit dan harus berkesinambungan dilakukan ke berbagai daerah. 
Strategi Memposisikan Tawaran Produk Kita dalam Tahap Perkenalan
Dalam meluncurkan produk baru, manajer pemasaran bisa menetapkan setiap variable pemasaran pada tingkat yang tinggi atau rendah, sepertidalam hal harga, promosi, distribusi dan mutu produk. Bila pertimbangan pokok hanya pada harga dan promosi, bisa dilakukan salah satu dari empat strategi :
Promosi
              Tinggi                                      Rendah
Tinggi Menyaring Cepat        Menyaring Lambat 
Harga              Rendah Penerobosan Cepat   Penerobosan Lambat

Karena fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) merupakan pelayanan public yang tidak mencari keuntungan secara financial tetapi untuk memenuhi kepentingan yang hendak dicapai pemerintah, maka dalam contoh kasus berikut ini factor harga dikesampingkan, hanya mengutamakan factor promosi saja.
1           Strategi Menyaring Cepat
Dilakukan dengan menetapkan hargatinggi dan promosi gencar. Harga ditetapkan tinggi agar bisa diperoleh sebanyak mungkin laba kotor per unit. Promosi diselenggarakan besar-besaran untuk meyakinkan konsumen tentang nilai tinggi produk, walaupun dengan tingkat harga yang mahal. Promosi ini dimaksudkan untuk mempercepat laju penerobosan pasar. Strategi ini akan berhasil jika sebagian besar pasar potensial belum menyadarikehadiran produk itu, pasar berminat membeli mampu membayar dengan harga berapapun dan perusahaan menghadapi pesaing potensial yang ingin membangun referensi atas mereknya. Contoh implementasi : Karena fasilitas KITE merupakan pelayanan public, maka hanya promosi yang gencar dan intensif dilakukan, antara lain dilakukan penyuluhan, sosialisasi, mendatangi perusahaan (jemput bola) untuk menyampaikan materi fasilitas KITE ini dan membuka layanan live/online 24 jam melalui website atau petugas jaga siaga/piket.
2           Strategi Menyaring Lambat
Dipilih dengan menetapkan harga mahal dan promosi yang rendah. Tujuan penetapan harga tinggi adalah agar bias dihasilkan setinggi mungkin laba kotor per unit, sedangkan rendahnya promosi dimaksudkan agar biaya pemasaran tidak terlalu besar. Kombinasi ini diharapkan bisa menjaring keuntungan yang besar. Strategi ini akan berhasil jika luas pasar terbatas, sebagian besar pasar menyadari kehadiran produk ini, pembeli mau membayar mahal dan persaingan potensial tidak tampak. Contoh implementasi : Promosi hanya dilakukan dengan mencetak brosur, pamphlet, sticker atau spanduk dengan menonjolkan keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh suatu perusahaan jika menggunakan fasilitas KITE ini.
3           Strategi Penerobosan Cepat
Dilakukan dengan penetapan harga rendah didukung promosi yang gencar. Dengan strategi ini diharapkan menghasilkan penetrasi pasar yang paling cepat dan menjangkau market share yang luas. Akan berhasil jika ukuran pasar sangat luas, pasar tidak menyadari kehadiran suatu produk, kebanyakan konsumen sangat peka terhadap harga, ada indikasi persaingan potensial yang hebat dan harga pokok produksi cenderung turun mengikuti peningkatan skala produksi dan bertambahnya pengalaman produksi yang diperoleh. Contoh implementasi : Penyuluhan, sosialisasi yang telah dilakukan tersebut lebih digiatkan lagidengan cara menambah tim penyuluh, dengan menambah jam kegiatan ataupun ekspansi ke daerah lain yang belum pernah diberikan penyuluhan sehingga para perusahaan akan semakin banyak yang mengetahui dan paham akan pentingnya manfaat fasilitas KITE ini.
4           Strategi Penerobosan Lambat
Dilakukan dengan penentuan harga danpromosi yang rendah. Harga rendah akan mempercepat diterimanya produk oleh konsumen dan rendahnya promosi dimaksudkan agar tercapai lebih banyak laba bersih bagi perusahaan. Biasanya permintaan sangat peka terhadap harga tetapi kurang peka akan promosi. Strategi ini akan berhasil jika pasar sangat luas, pasat sangat menyadari kehadiran produk, pasar peka terhadap tingkat harga dan hanya sedikit persaingan potensial. Contoh implementasi : Brosur, pamphlet, spanduk yang telah dicetak disebar ke daerah-daerah lainyang belum mengetahui adanya fasilitas KITE
TAHAP PERTUMBUHAN
Pada tahap ini pasar dengan cepat menerima produk baru sehingga penjualan melonjak dan menghasilkan keuntungan yang besar. Melonjaknya hasil penjualan merupakan tanda jelas berlangsungnya tahap pertumbuhan.Sebagian konsumen yang merupakan pelopor merasa puas dengan produk baru tersebut kemudian diikuti mayoritas konsumen. Biasanya akan memikat pesaing baru untuk ikut terjun ke pasar dengan mengenalkan ciri-ciri 10 produknya dan berakibat lanjut dengan meluasnya pasar. Bertambahnya pesaing akan mendorong meluasnya saluran distribusi, hal ini harus diikutipula dengan mebanjirnya produk untuk mengisi saluran distribusi tadi.Pada tahap ini terlihat dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan industry yang sebelumnya perusahaan biasa segera mendaftarkan diri beralih menjadi pengguna fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Strategi pemasaran dalam memposisikan tawran kita dalam tahap iniadalah untuk mempertahankan pertumbuhan pasar yang pesat selamamungkin, dengan cara :
1           Meningkatkan mutu produk dan penambahan ciri serta model produk. Contoh implementasi : Meningkatkan waktu pelayanan pengurusan NIPER
2           Memasuki segmen pasar yang baru. Contoh implementasi : Menawarkan fasilitas KITE ini kepada perusahaan-perusahaan milik pemerintah (BUMN).
3           Memanfaatkan saluran distribusi yang baru. Contoh implementasi : Jika selama ini pengenalan fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) hanya melalui sosialisai/penyuluhan, maka bisa mencoba menggunakan cara baru yaitu dengan bakti social atau dibarengi dengan konser musik.
4           Menggeser paradigma konsumen dari membujuk minat ke paradigm keyakinan atas produk sehingga mau membeli atau memanfaatkan produk. Contoh implementasi : Meyakinkan kepada perusahaan-perusahaan yang telah memanfaatkanfasilitas KITE dengan membandingkan perkembangan perusahaan sebelum dengan sesudah menggunakan fasilitas KITE.
5           Penurunan harga pada saat yang tepat untuk menarik golongan konsumen lain yang peka terhadap harga. Contoh implementasi : Dengan adanya pembebasan pungutan negara maka biaya untuk pos tersebut bisa dimanfaatkan untuk hal-hal lain misalnya pengembangan produk lain ataupun riset. Hasil dari pemanfaatan fasilitas juga telah dirasakan perusahaan sehingga secara perlahan akan memberikan rekomendasi penggunaan fasilitas KITE ini kepada rekan bisnisnya.

TAHAP KEDEWASAAN
Tahap dimana pertumbuhan penjualan mulai menurun karena produk sudah bisa diterima oleh sebagian besar pembeli potensial. Jumlah keuntungan mantap, stabil atau menurun biasanya disebabkan oleh meningkatnya biaya pemasaran untuk melawan persaingan yang ketat. Ada tiga taraf dalam tahap kedewasaan ini.
Pada taraf pertama, kedewasaanpertumbuhan (growth maturity), tingkat pertumbuhan penjualan mulai berkurang karena tidak ada lagi saluran distribusi yang baru yang bias ditambah.
Dalam taraf kedua, kedewasaan mantap/stabil (stable maturity), penjualan perkapita menjadi datar karena jenuhnya pasar. 
Pada taraf ketiga, kedewasaan mengusang (decaying maturity), nilai penjualan mutlak mulai jatuh dan konsumen mulai bergerak ke produk lain atau produk pengganti.Menurunnya tingkat pertumbuhan penjualan mengakibatkan kelebihankapasitas dalam industry. Hal ini selanjutnya menyebabkan persaingan menjadi sangat ketat dan intensif. Para pesaing lebih sering menurunkan harga atau obral, mereka tingkatkan periklanan dan berbagai cara untuk mengikat calon konsumen dan penyalur. Beberapa pesaing yang lemah mulai mengundurkan diri dan akhirnya secara berangsur-angsur industry hanya akan terdiri dari perusahaan-perusahaan yang mapan. Pada tahap ini, sudah sangat sedikit perusahaan yang mendaftar sebagai pengguna fasilitas KITE, karena sudah seluruh atau sebagain besar perusahaan di wilayah itu telah menggunakan fasilitas KITE. Kalaupun ada pendaftar baru, biasanya adalah anak perusahaan atau perusahaan dalam group yang telah menggunakan fasilitas KITE sebelumnya. Perusahaan-perusahaan telah merasakan manfaat dari fasilitas KITE yang diterimanya, sehingga tidak dimungkinkan pengembangan pengguna baru.
Strategi Memposisikan Tawaran dalam Tahap Kedewasaan :
1           Memodifikasi pasar dengan cara meningkatkan jumlah pemakai produk dan tingkat penggunaan per pemakai dengan cara mengubah bukan pemakai menjadi pemakai produk. Contoh dari perusahaan biasa dirubah menjadi perusahaan pengguna fasilitas KITE.
2           Memasuki segmen pasar baru. Contoh jika tadinya hanya untuk perusahaan swasta, fasilitas KITE juga ditawarkan ke perusahaan milik pemerintah/BUMN
3           Memodifikasi produk dengan cara melansir kembali prduk, memperbaiki mutu, memperbaiki ciri-ciri khas dan perbaikan gaya. Contohnya dengan pelayanan lebih cepat, kenyamanan dan keamanan ditingkatkan, diciptakan regulasi-regulasi baru yang lebih simple.
4           Memodifikasi factor pendukung pemasaran meliputi harga melaluidiskon, menjamah distribusi yang baru, periklanan, promosi penjualan,penjualan perorangan dan pelayanan. Contohnya dengan layananan pengaduan online atau pelayanan 24 jam untuk kegiatan ekspor.

TAHAP KEMUNDURAN
Dalam tahap ini penjualan menurun dengan tajam diikuti dengan menyusutnya keuntungan. Beberapa factor yang menyebabkan penurunan penjualan diantaranya perkembangan teknologi, perubahan selera konsumenatau meningkatnya persaingan. Banyak perusahaan pengguna fasilitas KITE yang telah beralih menggunakan bentuk fasilitas lain yang lebih menguntungkan yaitu fasilitas Kawasan Berikat (KB) karena fasilitas Kawasan Berikat (KB) ini memberikan pelayanan yang lebih maksimal dan perusahaan memperoleh keuntungan yang lebih dibidang waktu dan biaya. Banyaknya perusahaan-perusahaan yang bangkrut ataupun diblokir fasilitasnya karena melakukan pelanggaran juga menjadi factor menyusutnya jumlah pengguna fasilitas KITE secara kuantitif.
Strategi pemasaran dalam memposisikan tawaran produk kita dalam tahap ini adalah :
1           Mengidentifikasi produk yang lemah. Bagian pembukuan dan pengolahan data menyiapkan data produk yang menunjukkan kecenderungan yang berkaitan dengan luas pasar, bagian pasar, harga jual, biaya dan keuntungan ; Menganalisa data tersebut untuk menetapkan produk-produk manayang meragukan sehingga perlu diteliti lebih lanjut. Hasil analisa ini dilaporkan kepada manajer penanggung jawab dan manajer ini harus memberikan penilaian dan pendapatnya. Sehingga akan diperoleh kesimpulan apakah tetap membiarkan, memperbaiki atau menghapus produk dari pasaran.
2           Menetapkan strategi pemasaran. Banyak perusahaan yang meninggalkan pasar yang sedang surut lebih awal dan sebagian lagi masih bertahan. Keadaan ini malah menguntungkan terhadap perusahaan yang masih bertahan karena minimnya produk saingan.
3           Keputusan menghentikan produk jika setelah di evaluasi berulang-ulang produk hanya akan merugikan perusahaan. Contoh implementasi : Tim pengkaji dari Kantor Pusat melakukan evaluasi berkala terhadap hasil pelaksanaan pemberian fasilitas KITE dengan mempertimbangkan berbagai indicator misalnya volume impor, volume ekspor, tumbuhnya industry-industri baru, terserapnya tenaga kerja ataupun kuantity devisa penerimaan Negara yang telah dicapai. Jika target-target tersebut dapat dicapai, maka fasilitas KITE ini masih bisa diteruskan lagi. Sebaliknya jika manfaat dari fasilitas KITE ini sudah tidak optimal dan tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman, maka fasilitas KITE ini dapat dihapuskan untuk dikaji ulang bentuk fasilitas baru yang lebih cocok untuk diterapkan. Setelah produk mengalami kemunduran, sama halnya fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) sudah banyak ditinggalkan perusahan-perusahaan industry, maka sebaiknya fasiltas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor ini ditinjau ulang untuk ditemukan formula pemberian fasilitas lain yang lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan pemerintah. Setelah terbentuk fasilitas baru, maka akan dimulai lagi proses daur hidup produk dari awal lagi yaitu dari sejak pengenalan, pertumbuhan, kedewasaan hingga akhirnya kemunduran lagi. Begitu seterusnya berulang sambil dipelajari strategi-strategi pemasaran yang semakin cemerlang. Sebagai inti dari pembahasan tentang Daur Hidup Produk secara umum dapat digambarkan kedalam tabel berikut yang menggambarkan karakteristik, tujuan pemasaran dan strategi pemasaran setiap tahap dalamdaur hidup produk .

BAB III PENUTUP

Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa pengembangan produk adalah suatu kegiatan perusahaan guna untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang selalu berubah – ubah. Perusahaan harus memadukan keputusan – keputusan pemasarannya dengan fungsi pemasaran yang lain diantaranya pengembangan produk baru. Biasanya bagian pemasaran mengkoordinasikan tugas – tugas pada bagian dalam perusahaan secara informal. Hal ini menyebabkan semakin pentingnya strategi pengembangan produ
k bagi pemasaran suatu perusahaan

Mengenal 3 Strategi Pengembangan Produk yang Efektif di Indonesia

Produk merupakan senjata utama seorang pengusaha. Sikap konsumen modern yang sangat kritis dan peka terhadap perkembangan produk-produk yang beredar di pasaran menuntut perusahaan untuk senantiasa mengembangkan jenis dan mutu produk. Apabila Anda hendak ingin mengembangkan usaha yang tengah Anda rintis, ada baiknya untuk mempelajari tentang strategi pengembangan produk secara mendalam karena strategi pengembangan produk nyatanya sangat memengaruhi kemajuan usaha Anda di masa depan.
Jika Anda masih kesulitan  dalam menemukan strategi pengembangan produk yang efektif, 3 strategi ini bisa Anda coba praktikkan:

1. Mengutamakan Kebutuhan Pasar

Kebutuhan pasar harus menjadi pertimbangan utama Anda saat hendak mengembangkan produk. Hal ini tentu akan sulit dilakukan jika Anda termasuk pengusaha yang terlalu kaku dalam berbisnis.
Di dunia bisnis modern perubahan permintaan pasar kerap kali berubah secara ekstrem dan cepat. Oleh sebab itu, Anda harus siap beradaptasi dan berkompetisi setiap hari.

2. Membuat Keputusan Berdasarkan Data yang Valid

Jangan melakukan pengembangan produk dengan dasar asumsi atau spekulasi yang tidak jelas. Pakailah data yang valid untuk melakukan perhitungan yang matang terkait hal-hal apa saja yang bisa dikembangkan dari produk Anda.
Untuk dapat melakukan strategi ini, Anda harus bisa membuat rekapitulasi data yang valid dan detail sehingga data akan lebih mudah diolah.
3. Tidak Mengubah Produk secara Ekstrem
Jika Anda saat ini tengah mengembangkan bisnis di bidang makanan, akan sangat aneh jika tiba-tiba Anda beralih ke bisnis konveksi. Meskipun pengembangan produk harus selalu mengikuti permintaan pasar, bukan berarti Anda harus mengubah produk dengan cara yang terlalu ekstrem. Konsistensi Anda dalam menjalankan sebuah bisnis juga memiliki pengaruh yang besar pada kualitas produk yang Anda kembangkan.
Itu dia 3 strategi pengembangan produk yang bisa Anda terapkan dalam bisnis Anda. Pada akhirnya, kualitas produk yang Anda tawarkan akan berbanding lurus dengan jumlah penjualan yang berhasil Anda lakukan. Oleh karena itu, teruslah berusaha melakukan perbaikan dan pengembangan pada produk yang Anda jual agar usaha Anda dapat terus berkembang.

Perencanaan Pemasaran: Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Cara Menyusunnya

Pengertian Rencana Pemasaran

Apa itu rencana pemasaran atau marketing plan? Pengertian Rencana Pemasaran adalah bentuk dari proses manajemen yang mengarah pada strategi pemasaran dimana tujuan utamanya yaitu untuk mencapai tujuan pemasaran sehingga marketing plan dilakukan pada serangkaian proses yang sistematis dan melalui koordinasi untuk mendapatkan keputusan rencana pemasaran.
Istilah marketing plan (baca: Pengertian Pemasaran) mungkin sudah tidak asing lagi di kalangan pebisnis. Ini karena keahlian dalam menyusun rencana marketing sangat menentukan keberhasilan tujuan bisnis, yaitu mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
Perusahaan yang dapat membuat perencanaan pemasaran yang baik dan strategis dapat mencapai keuntungan dengan cara yang efektif dan efisien. Yang termasuk marketing plan dalam bisnis diantaranya seperti pengumpulan informasi, penyebarluasan informasi, strategi promosi dan koordinasi pemasaran. Semua komponen tersebut juga merupakan bentuk dari taktik perusahaan untuk menggunakan sumber daya seefektif mungkin.

Pengertian Marketing Plan Menurut Para Ahli

Beberapa ahli pernah menjelaskan mengenai pengertian rencana pemasaran, diantaranya adalah:

1. Kurowski dan Sussman

Menurut Kurowski dan Sussman, rencana pemasaran adalah dokumen yang terdiri dari analisis situasi pemasaran saat ini, analisis peluang dan ancaman, sasaran pemasaran, strategi pemasaran, program tindakan, dan pendapatan yang diproyeksikan atau proforma (dan keuntungan lainnya).

Rencana ini mungkin merupakan pernyataan terakhir tentang arahan strategis sebuah bisnis, namun kemungkinan besar hanya berlaku untuk merek atau produk tertentu. Selanjutnya, rencana pemasaran adalah perangkat implementasi yang terintegrasi dalam keseluruhan rencana bisnis strategis.

2. Malcom McDonald

Pengertian marketing plan menurut Malcom McDonald adalah proses manajemen yang mengarah pada perencanaan pemasaran.
Perencanaan tersebut merupakan urutan logis dan rangkaian aktivitas ke arah penetapan tujuan pemasaran, dan membuat rumusan rencana untuk mencapai tujuan.

Sekilas Tentang Perencanaan Pemasaran

Seperti yang sudah disinggung diatas bahwa marketing plan merupakan bentuk perencanaan terkait bagimana perusahaan akan melakukan pemasaran. Marketing plan secara umum berguna untuk menentukan bagaimana perusahaan dapat menempatkan strategi marketing secara nyata dalam praktik di pasar.
Subyek utama dalam marketing plan adalah sumber daya manusia perusahaan. Ini karena marketing plan berperan untuk menentukan dan memastikan bagaimana SDM perusahaan dapat menjalankan apa yang sudah direncanakan. Sehingga untuk membentuk marketing yang efektif perlu menentapkan tujuan yang jelas agar bisa menuju tujuan strategis jangka panjang perusahaan Anda.
Sebagai contoh, ketika Anda memiliki target konsumen tertentu, maka marketing plan harus mengarah pada sasaran tersebut. Marketing plan juga termasuk tenggang waktu dan persetujuan anggaran pemasaran untuk membangun prioritas.

Tujuan Rencana Pemasaran

Banyak pemilik usaha membuat marketing plan dan kemudian tidak menggunakannya. Namun, rencana pemasaran merupakan adalah peta jalan yang memberi arahan untuk mencapai tujuan bisnis sebuah organisasi. Marketing plan harus menjadi rujukan dan dinilai hasilnya secara berkala.
Tujuan rencana pemasaran diantaranya adalah:
  • Mengetahui dan  memperbanyak informasi perubahan pasar dan kompetitor
  • Menciptakan hubungan dan jaringan kerja yang lebih luas dengan organisasi-organisasi lain
  • Sebagai bentuk penyesuaian bisnis
  • Meningkatkan keuntungan dengan usaha yang efisien dan efektif.

Manfaat Perencanaan Pemasaran

Membuat rencana pemasaran secara terperinci adalah sesuatu yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Pemasaran sama pentingnya dengan produk atau layanan yang Anda berikan
Tanpa pemasaran, konsumen dan klien tidak bisa mencari tahu tentang Anda. Jika mereka tidak tahu tentang Anda, mereka tidak dapat membeli apapun dari Anda, dan akibatnya, Anda tidak akan menghasilkan uang.
  • Untuk mencapai koordinasi aktivitas pemasaran yang lebih baik
  • Dapat mengidentifikasi sejauh mana perkembangan perusahaan
  • Menjadi acuan bagaimana perusahaan harus berubah
  • Dapat menjadi alat untuk menghindari konflik tentang bagaimana perusahaan harus bergerak
  • Dapat menjadi sumber informasi bagaimana kebijakan perusahaan harus dibuat atau diperbarui
  • Menjadi acuan supaya manajer bergerak dan berpikir ke arah yang lebih sistematis
Selain itu, rencana pemasaran juga memberikan keuntungan lainnya bagi sebuah bisnis, diantaranya:
  • Memberikan kejelasan siapa target market. Lebih mudah untuk menemukan klien dan pelanggan jika Anda tahu siapa mereka.
  • Membantu membuat pesan pemasaran yang akan memberikan hasil. Pemasaran adalah tentang mengetahui apa yang dapat dilakukan produk atau layanan Anda untuk membantu target pasar. Pesan Anda perlu berbicara langsung dengan pasar Anda.
  • Menyediakan fokus dan arah. Email, media sosial, periklanan, blog tamu, surat langsung, publisitas, dan seterusnya. Dengan begitu banyak pilihan pemasaran, Anda memerlukan sebuah rencana untuk menentukan tindakan terbaik untuk bisnis Anda

Cara Menyusun Rencana Pemasaran

Penyusunan perencanaan pemasaran bisnis membutuhkan beberapa komponen yang harus terlibat. Marketing plan biasanya mencakup beberapa elemen termasuk deskripsi pesaing, permintaan akan produk atau layanan yang ditawarkan, kekuatan dan kelemahan dari sudut pandang pasar baik bisnis maupun pesaingnya.
Rencana pemasaran merupakan alat yang perlu digunakan setiap hari untuk membantu organisasi untuk menjangkau target pasar dan target keuntungan. Semua bisnis harus memahami pasar yang dibidik dan menjadi dasar dalam membuat marketing plan.
Berikut ini beberapa langkah cara menyusun rencana pemasaran:

1. Melakukan Analisis Situasi

Salah satu komponen utama dalam memulai penyusunan rencana adalah dengan analisis SWOT (baca: Pengertian Analisis SWOT). Dengan adanya analisis SWOT maka manajer pemasaran perusahaan dapat membuat memetakan bagaimana peluang dan permasalahan yang mungkin muncul di pasar serta apa kekuatan dan kelemahan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran.

2. Menetapkan Tujuan dan Sasaran

Setelah melakukan analisis SWOT, rencana pemasaran dilanjutkan dengan menetapkan sasaran atau target pemasaran. Misalnya mengidentifikasi siapa saja yang membutuhkan produk tersebut dan kemana produk tersebut harus dipasarkan.

3. Menyusun Strategi dan Program

Strategi dan program dibuat berdasarkan tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Strategi ini merupakan tindakan jangka panjang dan dibuat sebagai rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan organisasi. Dan untuk mendukung strategi tersebut dibuat program atau tindakan jangka pendek secara berkesinambungan.
Dari penjelasan tentang pengertian rencana pemasaran serta tujuan dan manfaatnya di atas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang tidak menjalankannya dengan baik akan kesulitan bergerak mengikuti arah perubahan pasar. Alhasil, keuntungan yang didapatkan menjadi tidak maksimal.

5 Strategi Pemasaran Produk yang Harus Anda Coba

Pemasaran produk adalah salah satu hal penting yang ikut menentukan performa perusahaan. Strategi pemasaran produk adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan untuk memperkenalkan produk secara lebih luas ke masyarakat. Di bawah ini kita akan membahas 5 (lima) strategi pemasaran terbaik yang harus dilakukan untuk meningkatkan penjualan produk bisnis Anda.

Menggunakan Social Media

Kita semua pasti setuju, social media adalah alat  pemasaran yang paling ampuh karena hampir semua orang dari berbagai latar belakang yang berbeda, sangat aktif menggunakannya. Dengan social media, perusahaan dapat menjalin interaksi secara luas dengan berbagai kalangan, dengan biaya yang murah dan visibilitas atau keterlihatan yang tinggi. Social media juga memungkinkan perusahaan untuk memilih komunitas yang sesuai untuk memasarkan produk mereka, sehingga apa yang ditawarkan memiliki peluang besar untuk terjual.

Menawarkan Produk Secara Gratis

Cara ini dianggap sangat ampuh untuk menjaring konsumen, karena sesuatu yang gratis akan sangat sulit dilewatkan begitu saja.  Alasan lain kenapa strategi ini dianggap perlu juga karena seringkali seorang costumer belum membeli sebuah produk, karena mereka belum pernah mencoba tentang  produk tersebut. Sebuah perusahaan bisa saja memilih event atau langsung menawarakan sample dan contoh gratis secara door to door kepada calon konsumennya. Jika produk tersebut berupa jasa ataupun media digital maka perusahaan bisa menawarkan free trial atau mencoba gratis untuk menarik minat calon konsumen mengetahui sebuah produk.
Memilih Tempat Strategis
Tempat strategis masih menjadi salah satu strategi pemasaran yang patut dipertimbangkan, karena dengan tempat penjualan yang strategis berarti produk Anda memiliki kemungkinan terlihat lebih tinggi dan tentu saja memicu penjualan yang tinggi. Kriteria pemilihan tempat strategis ini harus menyesuaikan dengan target sasaran serta kemudahan untuk menjangkaunya. Misalnya, jika Anda memutuskan untuk menjual kebutuhan perlengkapan anak kos, maka berjualan di dekat area kampus atau tempat sekolah akan membuat kemungkinan produk Anda cepat laku dan terlihat.
Memberi Insentif untuk Rekomendasi
Sebuah produk akan terlihat bagus dan dapat dipercaya bila ada yang merekomendasikannya. Untuk mendapat sebuah rekomendasi atau testimoni dari pelanggan yang telah memakai produk tersebut Anda harus memberi penghargaan berupa insentif yang menarik. Insentif sebuah testimoni tidak harus selalu berupa uang, namun bisa berupa hadiah produk atau potongan harga. Dengan adanya insentif ini secara tidak langsung perusahaan memenangkan dua pihak untuk sasaran marketing,  yaitu pelanggan yang loyal dan calon pelanggan.

Menjalin Hubungan Baik dengan Pelanggan

Pelanggan yang loyal adalah sebuah aset penting perusahaan. Mereka telah berulangkali membeli produk Anda dan ikut menyumbang pemasukan secara rutin. Jika tidak ingin kehilangan sebuah pembelian, di tengah persaingan banyaknya produk serupa, maka tidak ada salahnya Anda memberi penghargaan kepada para pelanggan yang loyal terhadap perusahaan dengan cara menaggapi masukan pelanggan maupun memberi hadiah secara langsung atas pembelian yang mereka lakukan.
https://www.jurnal.id/id/blog/2017-5-strategi-pemasaran-produk-yang-harus-anda-coba/



Bahan Baku adalah benda yang dapat dibuat sesuatu, atau barang yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu. Perusahaan selalu menghendaki jumlah bahan (persediaan) yang cukup agar proses produksi tidak terganggu.
Tujuan dari pengendalian persediaan antara lain:
1.Menjaga agar barang dagangan jangan sampai kekurangan.
2.Menjaga agar perusahaan jangan sampai menghentikan kegiatan usahanya.
3.Menjaga agar perusahaan jangan sampai mengecewakan langganannya.
4. Mengatur jangan sampai jumlah pengadaan barang dagangan kekurangan atau kelebihan.
Kelemahan Persediaan Bahan Baku
Kelemahan jika persediaan  bahan  baku  terlalu banyak akan mengandung banyak risiko dan masalah seperti berikut.
  • Risiko kehabisan persediaan yang dapat merugikan perusahaan.
  • Menghambat kelancaran proses produksi dan mengakibatkan ketidakstabilan kualitas dan kuantitas produk.
  • Frekuensi pembelian bahan baku sangat tinggi justru memboroskan dana pengadaannya.
  • Jarang mendapatkan diskon pembelian karena jumlah pembelian selalu kecil.
Pengelolaan Persediaan Bahan Baku
Pada umumnya wirausaha menggunakan cara tradisional dalam mengelola persediaan bahan baku, yaitu dengan memiliki persediaan minimal untuk mendukung kelancaran  proses produksi
Jenis usaha yang memproduksi barang (manufaktur) biasanya memiliki tiga jenis persediaan bahan bakuyang dihitung berdasarkan tingkat perputarannya, yaitu:
1.Bahan baku (raw material), yaitu bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi.
2.Barang dalam proses (material in process), yaitu barang yang belum selesai dalam proses produksi.
   Barang-barang tersebut menunggu dalam antrian untuk diproses lebih lanjut
3.Barang jadi (finished goods), yaitu barang yang telah menyelesaikan proses produksi, tapi belum
    dijual atau didistribusikan kepada konsumen.

Kegiatan Wirausaha Untuk Memperlancar Pengadaan Bahan Baku

Apa sajakah kegiatan wirausaha untuk memperlancar pengadaan bahan baku? Untuk memperlancar pengadaan bahan baku yang ideal, wirausahawan dapat melakukan hal-hal berikut.
1.             Membuat daftar jenis-jenis bahan baku yang dibutuhkan, persyaratannya, dan jumlahnya.
2.              Membuat jadwal, kapan bahan baku itu dibutuhkan oleh perusahaan
3.              Mencari bahan baku yang dibutuhkan perusahaan dengna cara penawaran umum
4.             Melaksanakan pembelian bahan baku sesuai jadwal dan program perusahaan.
5.             Melaksanakan penyimpanan bahan baku di dalam gudang milik perusahaan
6.             Menempatkan tenaga pelaksana proses produksi
7.             Menempatkan tenaga pengawas yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya proses produksi yang sesuai dengan program perusahaan.

1. Biaya tetap (fixed cost)
Biaya tetap atau yang disebut juga dengan fixed cost merupakan biaya yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan dalam keadaan konstan atau umumnya senantiasa tidak berubah walaupun mengalami peningkatan maupun penurunan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan. Dapat dikatakan bahwa biaya tetap tidak terpengaruh sama sekali atau terlepas dari perubahan-perubahan dalam aktivitas bisnis yang dijalankan oleh perusahaan.
Biaya tetap dibagi menjadi 2 macam yaitu committed fixed cost dan discretionary fixed cost. Contoh dari biaya tetap itu sendiri adalah biaya sewa gedung, gaji karyawan, pajak, biaya asuransi, biaya cukai (jika pengiriman produk dilakukan hingga ke luar negeri), pembayaran pinjaman, dan sebagainya.
Biaya tetap yang senantiasa konstan bukan berarti biaya tetap tersebut akan selalu konstan. Biaya tetap dapat berubah sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Contoh sederhana misalnya biaya sewa gedung. Perusahaan akan selalu membayar biaya sewa gedung yang sama setiap tahun meskipun produk yang dihasilkan oleh perusahaan banyak ataupun sedikit. Namun, biaya sewa gedung sewaktu-waktu dapat meningkat ataupun menurun sesuai dengan keinginan pemilik gedung itu sendiri. Ini berarti biaya tetap akan selalu konstan hingga periode tertentu, periode dimana biaya dapat ditingkatkan maupun diturunkan oleh pihak yang bersangkutan tetapi perubahan tersebut terjadi dalam jangka waktu yang cukup panjang.

2. Biaya variabel (variable cost)
Biaya variabel atau yang disebut juga dengan variable cost merupakan biaya yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan secara berubah-ubah yang didasarkan pada perubahan jumlah produk yang diproduksi. Semakin besar jumlah volume produk yang diproduksi oleh sebuah perusahaan maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi produk tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika jumlah volume produk yang diproduksi kecil maka biaya yang dikeluarkan juga kecil.
Dapat dikatakan bahwa biaya variabel bergantung pada fluktuasi aktivitas usaha dalam memproduksi barang yang dilakukan sebuah perusahaan. Contoh dari biaya variabel yaitu antara lain biaya bahan baku sebuah produk, biaya tenaga kerja langsung dalam bentuk upah kepada karyawan (biasanya dihitung berdasarkan berapa unit produk yang dapat dihasilkan per orang), biaya pengemasan produk, biaya kargo (berbeda-beda sesuai dengan negara tujuan tempat produk akan diperjualbelikan), dan biaya lainnya.

Dengan adanya pembahasan di atas, sekarang kita dapat mengenal apa itu biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). Semoga penjelasan yang disampaikan dapat memberikan pengetahuan lebih dalam akuntansi dan dalam menjalankan sebuah bisnis bagi sebuah perusahaan.
Pengertian Biaya
Biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang atau jasa dari pihak ketiga. Barang atau jasa dimaksud dapat dalam rangka untuk dijual kembali atau dalam rangka untuk menjual barang atau jasa yang diperdagangkan, baik yang berkaitan dengan maupun di luar usaha pokok perusahaan. Dalam perhitungan laba rugi, besarnya biaya akan mengurangi laba atau menambah rugi perusahaan.
Biaya Langsung dan Tidak Langsung
Biaya Langsung
Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dapat dibebankan secara langsung kepada objek biaya atau produk. Contoh biaya langsung adalah bahan langsung (bahan baku), upah pekerja yang langsung terlibat dalam proses produksi barang di pabrik, iklan, ongkos angkut, dan sebagainya.
Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah buya yang sulit atau tidak dapat dihubungkan dan dibebankan secara langsung dengan unit produksi, dan secara akurat ditelusuri ke objek biaya. Biaya yang dapat ditelusuri pada objek biaya akan meningkatkan keakuratan pembebanan biaya. Contoh buya tidak langsung adalah gaji pimpinan, gaji mandor, iklan untuk lebih dari satu macam produk, dan sebagainya. Buya tidak langsung sering disebut biaya overhead. yang terbagi lagi menjadi biaya overhead pabrik, biaya penjualan, serta biaya umum dan administrasi.
Biaya langsung adalah biaya yang dapat dipisahkan dan dikenali secara langsung digunakan untuk memproduksi suatu satuan output, sedangkan biaya tak langsung adalah biaya gabungan (joint cost) atau biaya – biaya overhead untuk semua satuan output yang diproduksi.
Objek biaya dapat diklasifikasikan sebagai biaya langsung dan tidak langsung. Misalnya; jika mesin merupakan objek biaya, biaya penggunaan bahan bakar minyak yang dipakai oleh mesin tersebut merupakan biaya langsung. Namun, jika objek biaya adalah produk yang dihasilkan oleh mesin tersebut, biaya bahan bakar menjadi biaya tidak langsung. Idealnya, semua biaya dapat dikenakan pada objek biaya dengan menggunakan penelusuran secara langsung.
Biaya Tunai dan Tidak Tunai
Biaya Tunai
Biaya tunai adalah biaya-biaya yang saat ini atau pada waktu kemudian akan timbul dan diakui sebagai biaya yang akan dikeluarkan secara tunai (biaya bahan baku, tenaga kerja, dan sebagainya).
Biaya Tidak Tunai
Biaya tidak tunai adalah biaya-biaya yang saat ini atau pada waktu kemudian tidak akan dan tidak pernah dikeluarkan secara tunai (misalnya, biaya penyusutan).
Biaya Tetap, Variabel, dan Semi Variabel
Pemahaman tentang biaya tetap, variabel, dan semi variabel sangat penting dalam rangka memahami analisis break even (pulang pokok), seperti yang akan dibahas dalam bab di belakang.
Biaya Tetap
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang dalam rentang waktu tertentu jumlahnya tidak berubah berapa pun besarnya penjualan atau produksi. Contoh biaya tetap adalah sewa gedung untuk kantor. Apabila biaya untuk sewa kantor sebesar Rp 10 juta per bulan, perusahaan tetap harus menanggungnya, tidak peduli berapa pun jumlah barang yang terjual, apakah 1.000 unit, 5.000 unit, 10.000 unit, bahkan jika tidak ada penjualan pun. Untuk penjualan 5.000 unit, biaya tetap per unitnya Rp2.000,- (Rp 10 juta dibagi 5.000 unit), untuk penjualan 10.000 unit biaya tetap per unitnya Rp 1.000,- (Rp 10 juta dibagi 10.000 unit), dan seterusnya.
Biaya Variabel
Biaya variabel atau biaya berubah (variable cost) adalah biaya yang dalam  rentang waktu tertentu dan sampai batas-batas tertentu jumlahnya berubah-ubah secara proporsional.
Biaya Semi Variabel
Biaya semi variabel adalah biaya yang sulit secara mutlak digolongkan ke dalam kedua jenis biaya tersebut (biaya variabel atau tetap).
Biaya variabel, tetap, dan semi variabel dapat digunakan dalam analisis pulang pokok untuk tujuan perencanaan dan pengendalian laba.
Biaya yang Ditetapkan dan Biaya Historis (Predetermined & Historical Cost)
Kedua jenis biaya yang digolongkan sesuai saat penetapannya dan dapat digunakan untuk tujuan perencanaan dan pengendalian, terdiri atas:
1. Biaya yang Ditetapkan (Predetermined Cost)
Biaya yang ditetapkan adalah biaya yang besarnya telah ditentukan terlebih dulu berdasarkan analisis masa lalu atau masa datang. Penetapan terlebih dulu ini adalah dalam rangka penyusunan standar atau anggaran.
2. Biaya Historis (Historical Cost)
Biaya historis adalah biaya yang besarnya dihitung setelah ada realisasi.

 
Proses perencanaan pemasaran
1.Tahap analisis kegiatan pemasaran
2. Analisis keunggulan dan kelemahan
3. Kriteria tingkat penjualan dan laba yang  diharapkan
4. Penetapan strategi pemasaran
5. Penetapan target pasar
6. Penyusunan rencana pemasaran
7. Penyusunan program pemasaran
8. Penyusunan anggaran pemasaran

Penyebab ketidak puasan konsumen
1. Produk tidak sesuai dengan kenyataan
2. Pelayanan personal jual kurang
    menyenangkan
3. Produk kurang memuaskan,mudah
    rusak,mudah patah dll
4. Harga terlalu tinggi karena jarak jauh
5. Promosi iklan yang terlalu muluk2


Tidak ada komentar:

Posting Komentar