Program 4P:
Barang
( Product ) : Jenis rancangan barang cenderung terbatas dan mempunyai
model barang standar yang sederhana.
Promosi
( Promotion ): Promosi yang terutama dipergunakan
adalah periklanan dan kemudian promosi penjualan. Terdapat dua alternatif pada
program promosi barang perkenalan :
Promosi gencar :Tujuanya
adalah membangkitkan kesadaran dan minat dengan segera karena pasar penuh
pesaing yang mudah meniru.
Promosi lambat :Pasar
tidak cukup luas dan sudah ada kesadaran akan adanya barang.
Harga
( Price ) : Harga
merupakan variabel yang peka.
Ada dua strategi yang umum dipergunakan :
1.Premium
atau cream-skiming.:
Harga
ditetapkan pada tingkat kemampuan pembeli setinggi-tingginya.Strategi ini
dipergunakan apabila permintaan pasar cukup kuat dan persaingan tidak ketat.
2.Penetration.: Harga ditetapkan pada tingkat minimum terendah
yang masih diterima oleh pembeli. Strategi harga rendah dipergunakan apabila
konsumen peka terhadap harga dan tingkat persaingan cukup ketat.
Distribusi
( Place ) :Memberikan kemudahan bagi pembeli untuk memperoleh
barang.
Pengertian Harga Pokok Penjualan (HPP) dan Cara Menghitung HPP
– Harga Pokok Penjualan (HPP) atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Cost
of Goods Sold (COGS) adalah perhitungan manajerial yang mengukur biaya langsung yang
dikeluarkan dalam meproduksi produk yang dijual selama suatu periode. Dengan
kata lain, Harga Pokok Penjualan atau HPP adalah jumlah biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan untuk tenaga kerja, bahan dan overhead dalam proses pembuatan
produk atau jasa yang dijual ke
pelanggan sepanjang suatu periode.Perlu ditekankan bahwa biaya yang dimasukan ke dalam Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah biaya yang berkaitan langsung dengan produk yang dijual. Sedangkan biaya-biaya tidak langsung tidak dapat dimasukan ke dalam perhitungan HPP ini. Tujuan perhitungan HPP ini adalah untuk mengukur biaya sebenarnya dalam meproduksi barang dagangan yang dibeli pelanggan untuk periode tertentu.
Perhitungan Harga Pokok Penjualan atau HPP sangat penting bagi manajemen karena dapat membantu manajemen menganalisa seberapa baik mereka mengendalikan biaya pembelian dan biaya tenaga kerja (upah/gaji). Para Kreditor atau Investor juga dapat menggunakan Harga Pokok Penjualan (HPP) untuk menghitung margin kotor bisnis (gross margin) dan menganalisis berapa persentase pendapatan yang masih tersedia untuk menutupi biaya operasionalnya. Produsen maupun retailer (pengecer) pasti akan mencatat Harga Pokok Penjualan ke dalam Laporan Laba Rugi mereka sebagai beban langsung setelah pendapatan pada periode tertentu. Harga Pokok Penjualan atau HPP kemudian dikurangi dari Total Pendapatan untuk mengetahui Margin Kotornya.
Harga Jual dan Harga Pokok Penjualan, Samakah?
Seringkali istilah Harga Jual dan Harga Pokok Penjualan
menimbulkan kerancuan, sehingga ada yang beranggapan bahwa kedua istilah ini
sama. Tapi benarkah demikian? Menurut ilmu akuntansi, harga jual berbeda dengan
harga pokok penjualan. Untuk mengetahui lebih lanjut perbedaannya, simak
penjelasan berikut ini
Apakah yang dimaksud dengan harga jual?
Menurut Mulyadi, harga jual adalah besaran harga
yang dikenakan/dibebankan kepada konsumen yang didapat dari perhitungan biaya
produksi ditambah dengan biaya nonproduksi serta laba yang diharapkan.
Sedangkan menurut Alimisyah dan Padji, selling
price (harga jual) merupakan harga jual yang meliputi biaya yang dikeluarkan
untuk produksi dan distribusi ditambah dengan jumlah laba yang diinginkan.
Dari kedua pendapat tersebut, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan harga jual adalah harga yang dikeluarkan
untuk produksi ditambah biaya non produksi serta laba yang diharapkan.
Bagaimana menentukan harga jual?
Pada dasarnya ada dua metode yang dapat digunakan
untuk menentukan harga jual yaitu:
1. Penetapan harga biaya plus (cost-plus pricing method):Menentukan harga jual per unit produk dengan menghitung juimlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutup laba yang dikehendaki pada unit tersebut atau disebut margin.
Rumus: biaya total + margin = harga jual
Misalnya: Usaha bakery Anda mendapatkan order
sebanyak 100 roti untuk seminar. Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi roti
tersebut diperkirakan Rp. 400.000 dengan perincian:
- biaya bahan baku Rp. 250.000
- biaya tenaga kerja Rp. 100.000
- biaya lain-lain seperti penyusutan alat dll Rp. 50.000
Jika Anda menginginkan laba sebesar 10% dari
biaya total, maka: harga total= biaya total + laba = Rp. 400.000 + (15% x
Rp.400.000) = Rp. 460.000. Dengan demikian harga untuk setiap roti yang dijual
sebesar Rp. 4.600.
2. Penetapan harga mark upPara pedagang lebih banyak menggunakan penetapan harga mark up ini karena caranya yang lebih sederhana. Anda membeli barang dagangan kemudian harga jualnya Anda tentukan sendiri setelah menambah harga beli dengan sejumlah mark up seperti rumusan : harga beli + mark up = harga jual. Jadi mark up ini adalah kelebihan harga jual diatas harga belinya. Misalnya Anda mempunyai toko baju. Anda beli baju merek Annisa seharga Rp. 250.000. Kemudian Anda ingin keuntungan Rp. 50.000, sehingga Anda menjualnya Rp. 250.000 + Rp. 50.000 = Rp. 300.000
Strategi Pengembangan Produk
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pengembangan produk
baru atau menciptakan produk baru merupakan tugas yang sering terlupakan. Pada
saat salah satu ataupun beberapa produk yang sedang dipasarkan itu berada pada
tahap “kedewasaan” , maka pengusaha haruslah mulai memanfaatkan keuntungan yang
diperolehnya dari produk yang berada pada tahap tersebut untuk mengembangkan
ide penciptaan produk baru. Produk baru inilah yang diharapkan nantinya dapat
menggantikan produk lama yang sedang jaya tersebut. Untuk alasan tersebutlah
penulis membuat makalah dengan judul Pengembangan Produk.
1.2
Rumusan Masalah
Beberapa
rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.
Apakah yang dimaksud dengan produk ?
2.
Sebutkan apa saja atribut – atribut produk ?
3.
Apakah yang dimaksud dengan pengembangan produk ?
4.
Apa saja tujuan pengembangan produk ?
5.
Bagaimanakah tahap – tahap dalam pengembangan produk ?
6.
Bagaimana proses pengembangan produk ?
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dari Produk
Produk
merupakan salah satu aspek penting dalam variabel marketing mix, produk juga
merupakan salah satu variabel yang menentukan dalam kegiatan suatu usaha. Tanpa
produk, suatu perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan untuk mencapai hasil
yang diharapkan.
Banyaknya
pesaing dalam dunia bisnis memerlukan suatu bentuk produk yang berbeda satu
sama lainnya. Produk suatu perusahaan haruslah memiliki suatu keunggulan
ataupun kelebihan dibandingkan produk yang dihasilkan perusahaan lain, dalam
hal ini perusahaan pesaing.
Suatu
produk tidak dapat dilepaskan dari pemuasan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Suatu produk juga tidak dapat dikatakan memiliki nilai jual jika produk
tersebut tidak menarik bagi konsumen untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai
produk tersebut, para ahli mempunyai gambaran tentang definisi produk itu.
Pengertian
produk menurut Kotler (2002:3):
Produk
memiliki pengertian yang luas yaitu segala sesuatu yang ditawarkan, dimilki,
digunakan, atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan
termasuk didalamnya adalah fisik, jasa, orang, tempat, organisasi serta
gagasan.
Sedangkan
pengertian produk itu sendiri menurut Djaslim Saladin dan Yevis Marty
Oesman (2002:71) terbagi dalam beberapa pengertian, yaitu
Pengertian
Produk adalah:
1.
Dalam
pengertian sempitnya, produk adalah sekumpulan sifat-sifat fisik dan kimia yang
berwujud
yang dihimpun dalam suatu bentuk yang serupa dan yang telah dikenal.
2.
Dalam
pemgertian secara luas, produk adalah sekelompok sifat-sifat yang berwujud (tangible)
dan
tidak berwujud (intangible) yang didalamnya sudah tercakup warna, harga,
kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer dan pelayanan yang diberikan
produsen dan pengecer yang dapat diterima konsumen sebagai kepuasan yang
ditawarkan terhadap keinginan atau kebutuhan konsumen.
3. Secara umumnya, produk itu
diartikan secara ringkas sebagai segala sesuatu yang dapat memenuhi dan
memuaskan kebutuhan atau keinginan manusia, baik yang berwujud maupun tidak
berwujud.
Dari
beberapa definisi tentang produk tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
produk adalah suatu bentuk barang atau jasa, yang ditawarkan dan telah
dibuat sedemikian rupa untuk ditawarkan atau dijual, dimiliki, dan digunakan
atau dikonsumsikan agar dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
2.2
Atribut –
atribut produk.
Menurut
Djaslim Saladin dan Yevis Marty Oesman (2002:72), produk dapat diklasifikasikan
kedalam tiga kelompok:
1.
Barang tidak tahan
lama (Non Durable Goods)
Merupakan barang berwujud yang
biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan.
2.
Barang tahan lama
(Durable Goods)
Merupakan barang berwujud yang
biasanya bisa bertahan lama dengan banyak kali pemakaian.
3.
Jasa (Service)
Jasa bersifat tidak berwujud,
tidak dapat dipisahkan dan mudah habis.
Berdasarkan
pengertian di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa klasifikasi produk
terbagi menjadi tiga yaitu barang tidak tahan lama (Non Durable Goods), barang
tahan lama (Durable Goods), dan jasa (Service).
2.3
Pengertian
dari Pengembangan Produk.
Dalam
dunia bisnis dan marketing, istilah pengembangan produk (product development)
sudah lazim dibicarakan, dibahas dan dianalisis. Secara umum, pengembangan
produk dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan perusahaan untuk
menambah manfaat, ciri, desain dan layanan pada barang dan jasa.
Pengertian
pengembangan produk telah banyak dikemukakan para ahli, antara lain ;
1. Assaury (1996) mengatakan bahwa
pengembangan produk (product development) adalah suatu kegiatan atau aktifitas
yang dilakukan dalam menghadapi kemungkinan perubahan suatu produk ke arah yang
lebih baik sehingga dapat memberikan daya guna maupun daya pemuas yang lebih
besar.
2. Stanton (1996) mengatakan bahwa
pengembangan produk (product development) adalah suatu istilah yang terbatas
mneliputi kegiatan teknis, seperti riset produk, rekayasa dan desain.
3.
Guiltinan (1991)
mengatakan bahwa pengembangan produk (product develpoment) adalah suatu
kebutuhan dan keinginan yang selalu berubah mengakibatkan adanya segmen baru
atau adanya persaingan dan perubahan teknologi.
4. Sigit (1992) mengatakan bahwa
pengembangan produk (product development) disebut juga merchandising adalah
kegiatan-kegiatan manufacturer ( pembuat barang ) atau middlemen ( perantara )
yang bermaksud melakukan penyesuaian barang-barang yang dibuat atau ditawarkan
untuk dijual atas permintaan pembeli.
5. Kotler dan Armstrong (1996)
mengatakan bahwa pengembangan produk adalah strategi untuk pertumbuhan
perusahaan dengan menawarkan produk baru atau yang dimodifikasi ke segmen pasar
yang sekarang.
6. Dari berbagai pengertian
pengembangan produk tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan
produk adalah suatu usaha yang dilakukan perusahaan melalui perbaikan bentuk,
penyederhanaan, pembentukan kembali, menambah desain atau model dengan tujuan
untuk meningkatkan kepuasan konsumen atau pelanggan.
2.4
Tujuan dari
Pengembangan Produk.
Menurut
Buchari Alma (2000:101) tujuan pengembangan produk adalah
1.
Untuk memenuhi
keinginan konsumen yang belum puas
2.
Untuk menambah omzet
penjualan
3.
Untuk memenangkan
persaingan
4.
Untuk mendayagunakan
sumber-sumber produksi
5.
Untuk meningkatkan
keuntungan dengan pemakaian bahan yang sama
6.
Untuk mendayagunakan
sisa-sisa bahan
7.
Untuk mencegah
kebosanan konsumen
8.
Untuk
menyederhanakan produk, pembungkus
2.5
Tahap – Tahap
Pengembangan Produk
Agar
pelaksanaan pengembangan produk dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan
yang diharapkan, perlu diperhatikan tahap-tahap dalam melaksanakan pengembangan
produk. Menurut Kotler (2002: 382) tahap-tahap pengembangan produk terbagi
menjadi delapan tahap yaitu :
1
Idea Generation
(Pemunculan Gagasan)
Tahapan
ini merupakan pencarian peluang produk baru secara terus menerus dan
sistematik. Tahapan ini dilakukan untuk menemukan gagasan-gagasan baru dan
segara mengenai penciptaan produk. Metode untuk menciptakangagasan baru
meliputi brain storming (sesi kelompok kecil untuk menstimulasi gagasan),
melakukan analisa atas produk yang sudahada, ataupun melalui survei
konsumen.
2
Idea Screening
(Penyaringan Gagasan)
Setelah
perusahaan mengidentifikasi gagasan produk yang berpotensi, perusahaan harus
menyaringnya. Dalam product screening, kekurangan, ketidakcocokan, atau gagasan
yang tidak menarik lainnya harus disingkirkan dari tindakan lebih lanjut.
Tujuan penyaringan adalah mengurangi banyaknya gagasan dengan mencari dan
menghilangkan gagasan buruk sedini mungkin.
3
Concept Development
and Testing (Pengembangan dan Pengujian Konsep)
Menguji
konsep adalah menyajikan konsep produk kepada consumer dan mencoba mengukur
sikap dan ketertarikan konsumer atas konsep awal pengembangan produk tersebut.
Pengujian konsep merupakan cara yang cepat dan tidak mahal untuk mengukur minat
konsumer. Pengujian dilakukan dengan meminta konsumer yang potensial untuk
berinteraksi terhadap sketsa gambar atau deskripsi tertulis yang menggambarkan
produk yang akan dikembangkan.
4.
Marketing Strategy
Development (Pengembangan Strategi Pemasaran)
Pernyataan strategi pemasaran
terdiri dari tiga bagian untuk memperkenalkan produk ke pasar. Bagian pertama
menjelaskan ukuran, struktur, dan tingkah laku pasar sasaran, penempatan produk
yang telah direncanakan, penjualan, bagian pasar, serta sasaran keuntungan yang
hendak dicari pada beberapa tahun pertama. Bagian kedua dari pernyataan
strategi pemasaran menguraikan harga produk yang direncanakan, strategi distribusi,
dan biaya pemasaran selama tahun pertama. Bagian ketiga menjelaskan penjualan
jangka panjang yang direncanakan, serta sasaran keuntungan dan strategi bauran
pemasaran selama ini.
5.
Business Analysis
(Analisis Bisnis)
Analisis
Bisnis dan finansial dilakukan untuk menguji kelayakan finasialdan bisnis dari
konsep pengembangan produk baru. Disini dilakukan analisa terhadap sejumlah
aspek, seperti proyeksi permintaan pasar,perkiraan biaya produksi dan peta
persaingan.
6.
Product Development (Pengembangan
Produk)
Pengembangan
produk mengkonversi ide produk baru menjadi bentukfisik dan sekaligus
mengidentifikasi pola strategi pemasaran yang akanditerapkan. Fase ini mencakup
konstruksi produk, packaging, pemilihan brand, brand positioing, dan usage
testing.
7.
Test Marketing
(Pengujian Pasar)
Fase
ini mencakup konstruksi produk, packaging, pemilihan brand,brand positioing,
dan usage testing. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi kinerja produk dan
efektivitas program pemasaran secara terbatas sebelum a full-scale
introduction. Melalui ujipemasaran ini, perusahaan dapat melakukan observasi
perilaku pelanggan secara aktual. Perusahaan juga dapat melihat reaksi yang
dilakukan pesaing, dan juga respon dari para distribution channelmembers.
8.
Commercialization
(Komersialisasi)
Setelah
pengujian selesai, perusahaan siap untuk mengenalkan produknya ke pasar yang
ditargetkan secara full scale. Sejumlah aspek yang perlu dicermati dalam tahap
commercialization adalah kecepatan penerimaan konsumen dan para distributor,
intensitas distribusi (berapa banyak toko penyalur), kemampuan produksi, serta
efektivitas promosi, strategi harga, dan reaksi persaingan.
Selain
hal – hal diatas, point penting lainnya adalah Diferensiasi menjadi suatu
strategi yang baik. Adanya diferensiasi menjadikan suatu produk memilki
identitas yang khas dan unik. Sehingga menjadi pembeda bagi produk pesaing dan
memungkinkan untuk sulit ditiru. Terkadang pula, perilaku konsumen yang sangat
sensitif terhadap sesuatu yang baru dan beda, menjadikan suatu produk yang
memiliki diferensiasi dengan produk pesaingnya sangat dicari konsumen.
Beberapa
faktor tambahan yang menghalangi pengembangan produk baru adalah :
Kelangkaan ide
penting pada wilayah tertentu
Pasar yang
terfragmentasi
Batasan sosial dan
pemerintah
Biaya pengembangan
Kelangkaan modal
Waktu pengembangan
yang dibutuhkan relatif pendek.
Hal
yang harus diperhatikan pula dalam pengenalan awal suatu produk baru adalah
penentuan strategi harga produk tersebut. Dimana strategi harga ini diperlukan
untuk meminimalisir resiko produk tersebut ditolak pasar, karena terlalu mahal
atau bahkan terlalu murah. Berikut ada dua cara bagaimana menentukan harga dari
produk baru :
Penentuan harga mengambil
sebagian pasar
Strategi
ini pernah diterapkan oleh Intel ketika meluncurkan chip komputer terbaru.
Mereka meluncurkan chip tersebut ke pasaran dengan harga $1000 per keping.
Tentu saja harga ini hanya bisa dijangkau oleh segmen pasar kelas atas saja.
Dengan harga yang tinggi, intel berusaha untuk mengambil hanya sebagian pasar
yakni pasar kelas atas.
Ketika siklus produk mulai
mengalami penurunan, akibat banyaknya pesaing serupa yang masuk dan penjualan
mulai melemah. Intel menurunkan harga chip menjadi $200 per keping. Sehingga
chip tersebut menjadi prosesor masal paling lari di pasaran. Dengan cara itu,
intel mengambil pendapatan yang maksimum dari berbagai segmen pasar.
Penetapan Harga Penetrasi Pasar
Selain
menetapkan harga yang tinggi untuk mengambil sebagian segmen pasar. Sebagian
perusahan justru menggunakan harga penetrasi pasar. Dimana mereka memberikan
harga yang relatif murah, sehingga penjualan produkpun meningkat. Tujuannya
adalah agar perusahaan bisa menembus pasar secara cepat dan menarik banyak
pembeli.
2.6
Tahapan
Srategi Daur Hidup Produk
Konsep
daur hidup bisa dimanfaatkan oleh manajer agar bisa memahami dinamika produk
dan pasar. Manfaat sesungguhnya bisa beragam tergantung dari situasi
pengambilan keputusan. Sebagai alat perencanaan, konsep daur hidup produk bisa
membantu memperjelas tantangan-tantangan pemasaran pada setiap tahap dan
alternative estrategi apa saja yang bisa digunakan perusahaan. Sebagai alat
pengendalian, konsep ini membantu perusahaan dalam membandingkan prestasi
dengan produksi sejenis dimasa lalu.
TAHAP
PERKENALAN
Pada
tahap ini pertumbuhan penjualan lambat karena produk baru saja diperkenalkan
dimasyarakat konsumen. Biaya sangat tinggi sehingga produk tidak menghasilkan
keuntungan sama sekali. Untuk memperkenalkan suatu produk baru, memerlukan
waktu yang sangat lama sekali untuk mengisi ke jalur distribusi dan
mendorongnya pada berbagai pasar. Jumlah keuntungan yang diperoleh selama tahap
ini sangat sedikit atau bahkan merugi yang diakibatkan oleh rendahnya hasil
penjualan yang disertai dengan tingginyabiaya distribusi dan promosi. Untuk
memperkenalkan fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor keperusahaan-perusahaan
industry di wilayah Jawa Barat dibutuhkan waktu yang tidak sedikit dan harus
berkesinambungan dilakukan ke berbagai daerah.
Strategi
Memposisikan Tawaran Produk Kita dalam Tahap Perkenalan
Dalam
meluncurkan produk baru, manajer pemasaran bisa menetapkan setiap variable
pemasaran pada tingkat yang tinggi atau rendah, sepertidalam hal harga,
promosi, distribusi dan mutu produk. Bila pertimbangan pokok hanya pada harga
dan promosi, bisa dilakukan salah satu dari empat strategi :
Promosi
Tinggi
Rendah
Tinggi
Menyaring Cepat Menyaring
Lambat
Harga
Rendah Penerobosan Cepat Penerobosan Lambat
Karena
fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) merupakan pelayanan public yang
tidak mencari keuntungan secara financial tetapi untuk memenuhi kepentingan
yang hendak dicapai pemerintah, maka dalam contoh kasus berikut ini factor
harga dikesampingkan, hanya mengutamakan factor promosi saja.
1
Strategi Menyaring
Cepat
Dilakukan
dengan menetapkan hargatinggi dan promosi gencar. Harga ditetapkan tinggi agar
bisa diperoleh sebanyak mungkin laba kotor per unit. Promosi diselenggarakan
besar-besaran untuk meyakinkan konsumen tentang nilai tinggi produk, walaupun
dengan tingkat harga yang mahal. Promosi ini dimaksudkan untuk mempercepat laju
penerobosan pasar. Strategi ini akan berhasil jika sebagian besar pasar
potensial belum menyadarikehadiran produk itu, pasar berminat membeli mampu
membayar dengan harga berapapun dan perusahaan menghadapi pesaing potensial
yang ingin membangun referensi atas mereknya. Contoh implementasi : Karena
fasilitas KITE merupakan pelayanan public, maka hanya promosi yang gencar dan
intensif dilakukan, antara lain dilakukan penyuluhan, sosialisasi, mendatangi
perusahaan (jemput bola) untuk menyampaikan materi fasilitas KITE ini dan
membuka layanan live/online 24 jam melalui website atau petugas jaga
siaga/piket.
2
Strategi Menyaring
Lambat
Dipilih
dengan menetapkan harga mahal dan promosi yang rendah. Tujuan penetapan harga
tinggi adalah agar bias dihasilkan setinggi mungkin laba kotor per unit,
sedangkan rendahnya promosi dimaksudkan agar biaya pemasaran tidak terlalu
besar. Kombinasi ini diharapkan bisa menjaring keuntungan yang besar. Strategi
ini akan berhasil jika luas pasar terbatas, sebagian besar pasar menyadari
kehadiran produk ini, pembeli mau membayar mahal dan persaingan potensial tidak
tampak. Contoh implementasi : Promosi hanya dilakukan dengan mencetak brosur,
pamphlet, sticker atau spanduk dengan menonjolkan keuntungan-keuntungan yang
akan diperoleh suatu perusahaan jika menggunakan fasilitas KITE ini.
3
Strategi Penerobosan
Cepat
Dilakukan
dengan penetapan harga rendah didukung promosi yang gencar. Dengan strategi ini
diharapkan menghasilkan penetrasi pasar yang paling cepat dan menjangkau market
share yang luas. Akan berhasil jika ukuran pasar sangat luas, pasar tidak
menyadari kehadiran suatu produk, kebanyakan konsumen sangat peka terhadap
harga, ada indikasi persaingan potensial yang hebat dan harga pokok produksi
cenderung turun mengikuti peningkatan skala produksi dan bertambahnya
pengalaman produksi yang diperoleh. Contoh implementasi : Penyuluhan,
sosialisasi yang telah dilakukan tersebut lebih digiatkan lagidengan cara
menambah tim penyuluh, dengan menambah jam kegiatan ataupun ekspansi ke daerah
lain yang belum pernah diberikan penyuluhan sehingga para perusahaan akan
semakin banyak yang mengetahui dan paham akan pentingnya manfaat fasilitas KITE
ini.
4
Strategi Penerobosan
Lambat
Dilakukan
dengan penentuan harga danpromosi yang rendah. Harga rendah akan mempercepat
diterimanya produk oleh konsumen dan rendahnya promosi dimaksudkan agar
tercapai lebih banyak laba bersih bagi perusahaan. Biasanya permintaan sangat
peka terhadap harga tetapi kurang peka akan promosi. Strategi ini akan berhasil
jika pasar sangat luas, pasat sangat menyadari kehadiran produk, pasar peka
terhadap tingkat harga dan hanya sedikit persaingan potensial. Contoh
implementasi : Brosur, pamphlet, spanduk yang telah dicetak disebar ke
daerah-daerah lainyang belum mengetahui adanya fasilitas KITE
TAHAP
PERTUMBUHAN
Pada
tahap ini pasar dengan cepat menerima produk baru sehingga penjualan melonjak
dan menghasilkan keuntungan yang besar. Melonjaknya hasil penjualan merupakan
tanda jelas berlangsungnya tahap pertumbuhan.Sebagian konsumen yang merupakan
pelopor merasa puas dengan produk baru tersebut kemudian diikuti mayoritas
konsumen. Biasanya akan memikat pesaing baru untuk ikut terjun ke pasar dengan
mengenalkan ciri-ciri 10 produknya dan berakibat lanjut dengan meluasnya pasar.
Bertambahnya pesaing akan mendorong meluasnya saluran distribusi, hal ini harus
diikutipula dengan mebanjirnya produk untuk mengisi saluran distribusi
tadi.Pada tahap ini terlihat dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan
industry yang sebelumnya perusahaan biasa segera mendaftarkan diri beralih
menjadi pengguna fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor, baik dari segi
kualitas maupun kuantitas.
Strategi
pemasaran dalam memposisikan tawran kita dalam tahap iniadalah untuk
mempertahankan pertumbuhan pasar yang pesat selamamungkin, dengan cara :
1
Meningkatkan mutu
produk dan penambahan ciri serta model produk. Contoh implementasi :
Meningkatkan waktu pelayanan pengurusan NIPER
2
Memasuki segmen
pasar yang baru. Contoh implementasi : Menawarkan fasilitas KITE ini kepada
perusahaan-perusahaan milik pemerintah (BUMN).
3
Memanfaatkan saluran
distribusi yang baru. Contoh implementasi : Jika selama ini pengenalan fasilitas
Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) hanya melalui sosialisai/penyuluhan, maka
bisa mencoba menggunakan cara baru yaitu dengan bakti social atau dibarengi
dengan konser musik.
4
Menggeser paradigma
konsumen dari membujuk minat ke paradigm keyakinan atas produk sehingga mau
membeli atau memanfaatkan produk. Contoh implementasi : Meyakinkan kepada
perusahaan-perusahaan yang telah memanfaatkanfasilitas KITE dengan
membandingkan perkembangan perusahaan sebelum dengan sesudah menggunakan fasilitas
KITE.
5
Penurunan harga pada
saat yang tepat untuk menarik golongan konsumen lain yang peka terhadap harga.
Contoh implementasi : Dengan adanya pembebasan pungutan negara maka biaya untuk
pos tersebut bisa dimanfaatkan untuk hal-hal lain misalnya pengembangan produk
lain ataupun riset. Hasil dari pemanfaatan fasilitas juga telah dirasakan
perusahaan sehingga secara perlahan akan memberikan rekomendasi penggunaan
fasilitas KITE ini kepada rekan bisnisnya.
TAHAP
KEDEWASAAN
Tahap
dimana pertumbuhan penjualan mulai menurun karena produk sudah bisa diterima
oleh sebagian besar pembeli potensial. Jumlah keuntungan mantap, stabil atau
menurun biasanya disebabkan oleh meningkatnya biaya pemasaran untuk melawan
persaingan yang ketat. Ada tiga taraf dalam tahap kedewasaan ini.
Pada
taraf pertama, kedewasaanpertumbuhan (growth maturity), tingkat pertumbuhan
penjualan mulai berkurang karena tidak ada lagi saluran distribusi yang baru
yang bias ditambah.
Dalam
taraf kedua, kedewasaan mantap/stabil (stable maturity), penjualan perkapita
menjadi datar karena jenuhnya pasar.
Pada
taraf ketiga, kedewasaan mengusang (decaying maturity), nilai penjualan mutlak
mulai jatuh dan konsumen mulai bergerak ke produk lain atau produk
pengganti.Menurunnya tingkat pertumbuhan penjualan mengakibatkan
kelebihankapasitas dalam industry. Hal ini selanjutnya menyebabkan persaingan
menjadi sangat ketat dan intensif. Para pesaing lebih sering menurunkan harga
atau obral, mereka tingkatkan periklanan dan berbagai cara untuk mengikat calon
konsumen dan penyalur. Beberapa pesaing yang lemah mulai mengundurkan diri dan
akhirnya secara berangsur-angsur industry hanya akan terdiri dari
perusahaan-perusahaan yang mapan. Pada tahap ini, sudah sangat sedikit
perusahaan yang mendaftar sebagai pengguna fasilitas KITE, karena sudah seluruh
atau sebagain besar perusahaan di wilayah itu telah menggunakan fasilitas KITE.
Kalaupun ada pendaftar baru, biasanya adalah anak perusahaan atau perusahaan
dalam group yang telah menggunakan fasilitas KITE sebelumnya.
Perusahaan-perusahaan telah merasakan manfaat dari fasilitas KITE yang
diterimanya, sehingga tidak dimungkinkan pengembangan pengguna baru.
Strategi
Memposisikan Tawaran dalam Tahap Kedewasaan :
1
Memodifikasi pasar
dengan cara meningkatkan jumlah pemakai produk dan tingkat penggunaan per
pemakai dengan cara mengubah bukan pemakai menjadi pemakai produk. Contoh dari
perusahaan biasa dirubah menjadi perusahaan pengguna fasilitas KITE.
2
Memasuki segmen
pasar baru. Contoh jika tadinya hanya untuk perusahaan swasta, fasilitas KITE
juga ditawarkan ke perusahaan milik pemerintah/BUMN
3
Memodifikasi produk
dengan cara melansir kembali prduk, memperbaiki mutu, memperbaiki ciri-ciri
khas dan perbaikan gaya. Contohnya dengan pelayanan lebih cepat, kenyamanan dan
keamanan ditingkatkan, diciptakan regulasi-regulasi baru yang lebih simple.
4
Memodifikasi factor
pendukung pemasaran meliputi harga melaluidiskon, menjamah distribusi yang
baru, periklanan, promosi penjualan,penjualan perorangan dan pelayanan.
Contohnya dengan layananan pengaduan online atau pelayanan 24 jam untuk
kegiatan ekspor.
TAHAP
KEMUNDURAN
Dalam
tahap ini penjualan menurun dengan tajam diikuti dengan menyusutnya keuntungan.
Beberapa factor yang menyebabkan penurunan penjualan diantaranya perkembangan
teknologi, perubahan selera konsumenatau meningkatnya persaingan. Banyak
perusahaan pengguna fasilitas KITE yang telah beralih menggunakan bentuk
fasilitas lain yang lebih menguntungkan yaitu fasilitas Kawasan Berikat (KB)
karena fasilitas Kawasan Berikat (KB) ini memberikan pelayanan yang lebih
maksimal dan perusahaan memperoleh keuntungan yang lebih dibidang waktu dan
biaya. Banyaknya perusahaan-perusahaan yang bangkrut ataupun diblokir
fasilitasnya karena melakukan pelanggaran juga menjadi factor menyusutnya
jumlah pengguna fasilitas KITE secara kuantitif.
Strategi
pemasaran dalam memposisikan tawaran produk kita dalam tahap ini adalah :
1
Mengidentifikasi
produk yang lemah. Bagian pembukuan dan pengolahan data menyiapkan data produk
yang menunjukkan kecenderungan yang berkaitan dengan luas pasar, bagian pasar,
harga jual, biaya dan keuntungan ; Menganalisa data tersebut untuk menetapkan
produk-produk manayang meragukan sehingga perlu diteliti lebih lanjut. Hasil
analisa ini dilaporkan kepada manajer penanggung jawab dan manajer ini harus
memberikan penilaian dan pendapatnya. Sehingga akan diperoleh kesimpulan apakah
tetap membiarkan, memperbaiki atau menghapus produk dari pasaran.
2
Menetapkan strategi
pemasaran. Banyak perusahaan yang meninggalkan pasar yang sedang surut lebih
awal dan sebagian lagi masih bertahan. Keadaan ini malah menguntungkan terhadap
perusahaan yang masih bertahan karena minimnya produk saingan.
3
Keputusan
menghentikan produk jika setelah di evaluasi berulang-ulang produk hanya akan
merugikan perusahaan. Contoh implementasi : Tim pengkaji dari Kantor Pusat
melakukan evaluasi berkala terhadap hasil pelaksanaan pemberian fasilitas KITE
dengan mempertimbangkan berbagai indicator misalnya volume impor, volume
ekspor, tumbuhnya industry-industri baru, terserapnya tenaga kerja ataupun
kuantity devisa penerimaan Negara yang telah dicapai. Jika target-target
tersebut dapat dicapai, maka fasilitas KITE ini masih bisa diteruskan lagi.
Sebaliknya jika manfaat dari fasilitas KITE ini sudah tidak optimal dan tidak
relevan lagi dengan perkembangan zaman, maka fasilitas KITE ini dapat
dihapuskan untuk dikaji ulang bentuk fasilitas baru yang lebih cocok untuk
diterapkan. Setelah produk mengalami kemunduran, sama halnya fasilitas
Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) sudah banyak ditinggalkan
perusahan-perusahaan industry, maka sebaiknya fasiltas Kemudahan Impor Tujuan
Ekspor ini ditinjau ulang untuk ditemukan formula pemberian fasilitas lain yang
lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
pemerintah. Setelah terbentuk fasilitas baru, maka akan dimulai lagi proses
daur hidup produk dari awal lagi yaitu dari sejak pengenalan, pertumbuhan,
kedewasaan hingga akhirnya kemunduran lagi. Begitu seterusnya berulang sambil
dipelajari strategi-strategi pemasaran yang semakin cemerlang. Sebagai inti
dari pembahasan tentang Daur Hidup Produk secara umum dapat digambarkan kedalam
tabel berikut yang menggambarkan karakteristik, tujuan pemasaran dan strategi
pemasaran setiap tahap dalamdaur hidup produk .
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan
Dari
uraian diatas dapat diketahui bahwa pengembangan produk adalah suatu kegiatan
perusahaan guna untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang selalu berubah – ubah.
Perusahaan harus memadukan keputusan – keputusan pemasarannya dengan fungsi
pemasaran yang lain diantaranya pengembangan produk baru. Biasanya bagian
pemasaran mengkoordinasikan tugas – tugas pada bagian dalam perusahaan secara informal.
Hal ini menyebabkan semakin pentingnya strategi pengembangan produ
k
bagi pemasaran suatu perusahaan
Mengenal 3 Strategi Pengembangan Produk yang Efektif di Indonesia
Produk merupakan senjata utama seorang pengusaha. Sikap konsumen modern yang sangat kritis dan peka terhadap perkembangan produk-produk yang beredar di pasaran menuntut perusahaan untuk senantiasa mengembangkan jenis dan mutu produk. Apabila Anda hendak ingin mengembangkan usaha yang tengah Anda rintis, ada baiknya untuk mempelajari tentang strategi pengembangan produk secara mendalam karena strategi pengembangan produk nyatanya sangat memengaruhi kemajuan usaha Anda di masa depan.Jika Anda masih kesulitan dalam menemukan strategi pengembangan produk yang efektif, 3 strategi ini bisa Anda coba praktikkan:
1. Mengutamakan Kebutuhan Pasar
Kebutuhan pasar harus menjadi pertimbangan utama Anda saat hendak mengembangkan produk. Hal ini tentu akan sulit dilakukan jika Anda termasuk pengusaha yang terlalu kaku dalam berbisnis.Di dunia bisnis modern perubahan permintaan pasar kerap kali berubah secara ekstrem dan cepat. Oleh sebab itu, Anda harus siap beradaptasi dan berkompetisi setiap hari.
2. Membuat Keputusan Berdasarkan Data yang Valid
Jangan melakukan pengembangan produk dengan dasar asumsi atau spekulasi yang tidak jelas. Pakailah data yang valid untuk melakukan perhitungan yang matang terkait hal-hal apa saja yang bisa dikembangkan dari produk Anda.Untuk dapat melakukan strategi ini, Anda harus bisa membuat rekapitulasi data yang valid dan detail sehingga data akan lebih mudah diolah.
3. Tidak Mengubah Produk secara Ekstrem
Jika Anda saat ini tengah mengembangkan bisnis di bidang makanan, akan sangat aneh jika tiba-tiba Anda beralih ke bisnis konveksi. Meskipun pengembangan produk harus selalu mengikuti permintaan pasar, bukan berarti Anda harus mengubah produk dengan cara yang terlalu ekstrem. Konsistensi Anda dalam menjalankan sebuah bisnis juga memiliki pengaruh yang besar pada kualitas produk yang Anda kembangkan.
Itu dia 3 strategi pengembangan produk yang bisa Anda terapkan dalam bisnis Anda. Pada akhirnya, kualitas produk yang Anda tawarkan akan berbanding lurus dengan jumlah penjualan yang berhasil Anda lakukan. Oleh karena itu, teruslah berusaha melakukan perbaikan dan pengembangan pada produk yang Anda jual agar usaha Anda dapat terus berkembang.
Perencanaan Pemasaran: Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Cara Menyusunnya
Pengertian Rencana Pemasaran
Apa itu rencana pemasaran atau marketing plan?
Pengertian Rencana Pemasaran adalah bentuk dari proses manajemen
yang mengarah pada strategi pemasaran dimana tujuan utamanya yaitu untuk
mencapai tujuan pemasaran sehingga marketing plan dilakukan pada serangkaian
proses yang sistematis dan melalui koordinasi untuk mendapatkan keputusan
rencana pemasaran.
Istilah marketing plan (baca: Pengertian Pemasaran) mungkin sudah tidak
asing lagi di kalangan pebisnis. Ini karena keahlian dalam menyusun rencana
marketing sangat menentukan keberhasilan tujuan bisnis, yaitu mendapatkan
keuntungan sebesar-besarnya.
Perusahaan yang dapat membuat perencanaan
pemasaran yang baik dan strategis dapat mencapai keuntungan dengan cara yang
efektif dan efisien. Yang termasuk marketing plan dalam bisnis diantaranya
seperti pengumpulan informasi, penyebarluasan informasi, strategi promosi dan
koordinasi pemasaran. Semua komponen tersebut juga merupakan bentuk dari taktik
perusahaan untuk menggunakan sumber daya seefektif mungkin.
Pengertian Marketing Plan Menurut Para Ahli
Beberapa ahli pernah menjelaskan mengenai
pengertian rencana pemasaran, diantaranya adalah:
1. Kurowski dan Sussman
Menurut Kurowski dan Sussman, rencana pemasaran
adalah dokumen yang terdiri dari analisis situasi pemasaran saat ini, analisis
peluang dan ancaman, sasaran pemasaran, strategi pemasaran, program tindakan,
dan pendapatan yang diproyeksikan atau proforma (dan keuntungan lainnya).
Rencana ini mungkin merupakan pernyataan terakhir tentang arahan strategis sebuah bisnis, namun kemungkinan besar hanya berlaku untuk merek atau produk tertentu. Selanjutnya, rencana pemasaran adalah perangkat implementasi yang terintegrasi dalam keseluruhan rencana bisnis strategis.
2. Malcom McDonald
Pengertian marketing plan menurut Malcom McDonald
adalah proses manajemen yang mengarah pada perencanaan pemasaran.
Perencanaan tersebut merupakan urutan logis dan
rangkaian aktivitas ke arah penetapan tujuan pemasaran, dan membuat rumusan
rencana untuk mencapai tujuan.
Sekilas Tentang Perencanaan Pemasaran
Seperti yang sudah disinggung diatas bahwa
marketing plan merupakan bentuk perencanaan terkait bagimana perusahaan akan
melakukan pemasaran. Marketing plan secara umum berguna untuk menentukan
bagaimana perusahaan dapat menempatkan strategi marketing secara nyata dalam
praktik di pasar.
Subyek
utama dalam marketing plan adalah sumber daya manusia perusahaan. Ini
karena marketing plan berperan untuk menentukan dan memastikan bagaimana SDM
perusahaan dapat menjalankan apa yang sudah direncanakan. Sehingga untuk
membentuk marketing yang efektif perlu menentapkan tujuan yang jelas agar bisa
menuju tujuan strategis jangka panjang perusahaan Anda.
Sebagai contoh, ketika Anda memiliki target
konsumen tertentu, maka marketing plan harus mengarah pada sasaran tersebut.
Marketing plan juga termasuk tenggang waktu dan persetujuan anggaran pemasaran
untuk membangun prioritas.
Tujuan Rencana Pemasaran
Banyak pemilik usaha membuat marketing plan
dan kemudian tidak menggunakannya. Namun, rencana pemasaran merupakan adalah
peta jalan yang memberi arahan untuk mencapai tujuan bisnis sebuah organisasi. Marketing
plan harus menjadi rujukan dan dinilai hasilnya secara berkala.
Tujuan rencana pemasaran diantaranya adalah:
- Mengetahui dan memperbanyak informasi perubahan pasar dan kompetitor
- Menciptakan hubungan dan jaringan kerja yang lebih luas dengan organisasi-organisasi lain
- Sebagai bentuk penyesuaian bisnis
- Meningkatkan keuntungan dengan usaha yang efisien dan efektif.
Manfaat Perencanaan Pemasaran
Membuat rencana pemasaran secara terperinci
adalah sesuatu yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Pemasaran sama
pentingnya dengan produk atau layanan yang Anda berikan
Tanpa pemasaran, konsumen dan klien tidak bisa mencari
tahu tentang Anda. Jika mereka tidak tahu tentang Anda, mereka tidak dapat
membeli apapun dari Anda, dan akibatnya, Anda tidak akan menghasilkan uang.
- Untuk mencapai koordinasi aktivitas pemasaran yang lebih baik
- Dapat mengidentifikasi sejauh mana perkembangan perusahaan
- Menjadi acuan bagaimana perusahaan harus berubah
- Dapat menjadi alat untuk menghindari konflik tentang bagaimana perusahaan harus bergerak
- Dapat menjadi sumber informasi bagaimana kebijakan perusahaan harus dibuat atau diperbarui
- Menjadi acuan supaya manajer bergerak dan berpikir ke arah yang lebih sistematis
Selain itu, rencana pemasaran juga memberikan
keuntungan lainnya bagi sebuah bisnis, diantaranya:
- Memberikan kejelasan siapa target market. Lebih mudah untuk menemukan klien dan pelanggan jika Anda tahu siapa mereka.
- Membantu membuat pesan pemasaran yang akan memberikan hasil. Pemasaran adalah tentang mengetahui apa yang dapat dilakukan produk atau layanan Anda untuk membantu target pasar. Pesan Anda perlu berbicara langsung dengan pasar Anda.
- Menyediakan fokus dan arah. Email, media sosial, periklanan, blog tamu, surat langsung, publisitas, dan seterusnya. Dengan begitu banyak pilihan pemasaran, Anda memerlukan sebuah rencana untuk menentukan tindakan terbaik untuk bisnis Anda
Cara Menyusun Rencana Pemasaran
Penyusunan perencanaan pemasaran bisnis
membutuhkan beberapa komponen yang harus terlibat. Marketing plan biasanya
mencakup beberapa elemen termasuk deskripsi pesaing, permintaan akan produk
atau layanan yang ditawarkan, kekuatan dan kelemahan dari sudut pandang pasar
baik bisnis maupun pesaingnya.
Rencana pemasaran merupakan alat yang perlu
digunakan setiap hari untuk membantu organisasi untuk menjangkau target pasar
dan target keuntungan. Semua bisnis harus memahami pasar yang dibidik dan
menjadi dasar dalam membuat marketing plan.
Berikut ini beberapa langkah cara menyusun
rencana pemasaran:
1. Melakukan Analisis Situasi
Salah satu komponen utama dalam memulai
penyusunan rencana adalah dengan analisis SWOT (baca: Pengertian Analisis SWOT). Dengan adanya
analisis SWOT maka manajer pemasaran perusahaan dapat membuat memetakan
bagaimana peluang dan permasalahan yang mungkin muncul di pasar serta apa
kekuatan dan kelemahan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran.
2. Menetapkan Tujuan dan Sasaran
Setelah melakukan analisis SWOT, rencana
pemasaran dilanjutkan dengan menetapkan sasaran atau target pemasaran. Misalnya
mengidentifikasi siapa saja yang membutuhkan produk tersebut dan kemana produk
tersebut harus dipasarkan.
3. Menyusun Strategi dan Program
Strategi dan program dibuat berdasarkan tujuan
atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Strategi ini merupakan tindakan
jangka panjang dan dibuat sebagai rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan
organisasi. Dan untuk mendukung strategi tersebut dibuat program atau tindakan
jangka pendek secara berkesinambungan.
Dari penjelasan tentang pengertian rencana
pemasaran serta tujuan dan manfaatnya di atas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan
yang tidak menjalankannya dengan baik akan kesulitan bergerak mengikuti arah
perubahan pasar. Alhasil, keuntungan yang didapatkan menjadi tidak maksimal.
5 Strategi Pemasaran Produk yang Harus Anda Coba
Pemasaran produk adalah salah satu hal penting yang ikut
menentukan performa perusahaan. Strategi pemasaran produk adalah suatu kegiatan
yang harus dilakukan untuk memperkenalkan produk secara lebih luas ke
masyarakat. Di bawah ini kita akan membahas 5 (lima) strategi pemasaran terbaik
yang harus dilakukan untuk meningkatkan penjualan produk bisnis Anda.
Menggunakan Social Media
Kita semua pasti setuju, social media adalah alat
pemasaran yang paling ampuh karena hampir semua orang dari berbagai latar
belakang yang berbeda, sangat aktif menggunakannya. Dengan social media,
perusahaan dapat menjalin interaksi secara luas dengan berbagai kalangan,
dengan biaya yang murah dan visibilitas atau keterlihatan yang tinggi. Social media juga memungkinkan perusahaan untuk
memilih komunitas yang sesuai untuk memasarkan produk mereka, sehingga apa yang
ditawarkan memiliki peluang besar untuk terjual.
Menawarkan Produk Secara Gratis
Cara ini dianggap sangat ampuh untuk menjaring konsumen, karena
sesuatu yang gratis akan sangat sulit dilewatkan begitu saja. Alasan lain
kenapa strategi ini dianggap perlu juga karena seringkali seorang costumer
belum membeli sebuah produk, karena mereka belum pernah mencoba tentang
produk tersebut. Sebuah perusahaan bisa saja memilih event atau
langsung menawarakan sample dan contoh gratis secara door to door
kepada calon konsumennya. Jika produk tersebut berupa jasa ataupun media
digital maka perusahaan bisa menawarkan free trial atau mencoba gratis
untuk menarik minat calon konsumen mengetahui sebuah produk.
Memilih Tempat Strategis
Tempat strategis masih menjadi salah satu strategi pemasaran
yang patut dipertimbangkan, karena dengan tempat penjualan yang strategis
berarti produk Anda memiliki kemungkinan terlihat lebih tinggi dan tentu saja
memicu penjualan yang tinggi. Kriteria pemilihan tempat strategis ini harus
menyesuaikan dengan target sasaran serta kemudahan untuk menjangkaunya.
Misalnya, jika Anda memutuskan untuk menjual kebutuhan perlengkapan anak kos,
maka berjualan di dekat area kampus atau tempat sekolah akan membuat
kemungkinan produk Anda cepat laku dan terlihat.
Memberi Insentif untuk Rekomendasi
Sebuah produk akan terlihat bagus dan dapat dipercaya bila ada
yang merekomendasikannya. Untuk mendapat sebuah rekomendasi atau testimoni dari
pelanggan yang telah memakai produk tersebut Anda harus memberi penghargaan
berupa insentif yang menarik. Insentif sebuah testimoni tidak harus selalu
berupa uang, namun bisa berupa hadiah produk atau potongan harga. Dengan adanya
insentif ini secara tidak langsung perusahaan memenangkan dua pihak untuk
sasaran marketing, yaitu pelanggan yang loyal dan calon pelanggan.
Menjalin Hubungan Baik dengan Pelanggan
Pelanggan yang loyal adalah sebuah aset penting perusahaan.
Mereka telah berulangkali membeli produk Anda dan ikut menyumbang pemasukan
secara rutin. Jika tidak ingin kehilangan sebuah pembelian, di tengah
persaingan banyaknya produk serupa, maka tidak ada salahnya Anda memberi
penghargaan kepada para pelanggan yang loyal terhadap perusahaan dengan cara
menaggapi masukan pelanggan maupun memberi hadiah secara langsung atas
pembelian yang mereka lakukan.
https://www.jurnal.id/id/blog/2017-5-strategi-pemasaran-produk-yang-harus-anda-coba/
Bahan Baku adalah benda yang dapat dibuat sesuatu,
atau barang yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu. Perusahaan selalu
menghendaki jumlah bahan (persediaan) yang cukup agar proses produksi tidak
terganggu.
Tujuan
dari pengendalian persediaan antara lain:
1.Menjaga
agar barang dagangan jangan sampai kekurangan.
2.Menjaga
agar perusahaan jangan sampai menghentikan kegiatan usahanya.
3.Menjaga
agar perusahaan jangan sampai mengecewakan langganannya.
4. Mengatur
jangan sampai jumlah pengadaan barang dagangan kekurangan atau kelebihan.
Kelemahan Persediaan Bahan Baku
Kelemahan jika persediaan bahan baku
terlalu banyak akan mengandung banyak risiko dan masalah seperti
berikut.
- Risiko kehabisan persediaan yang dapat merugikan perusahaan.
- Menghambat kelancaran proses produksi dan mengakibatkan ketidakstabilan kualitas dan kuantitas produk.
- Frekuensi pembelian bahan baku sangat tinggi justru memboroskan dana pengadaannya.
- Jarang mendapatkan diskon pembelian karena jumlah pembelian selalu kecil.
Pengelolaan Persediaan Bahan Baku
Pada umumnya
wirausaha menggunakan cara tradisional dalam mengelola persediaan bahan baku,
yaitu dengan memiliki persediaan minimal untuk mendukung kelancaran proses produksi
Jenis usaha
yang memproduksi barang (manufaktur) biasanya memiliki tiga jenis persediaan
bahan bakuyang dihitung berdasarkan tingkat perputarannya, yaitu:
1.Bahan baku
(raw material), yaitu bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi.
2.Barang dalam
proses (material in process), yaitu barang yang belum selesai dalam proses
produksi.
Barang-barang tersebut menunggu dalam antrian
untuk diproses lebih lanjut
3.Barang jadi
(finished goods), yaitu barang yang telah menyelesaikan proses produksi, tapi
belum
dijual atau didistribusikan kepada
konsumen.
Kegiatan Wirausaha Untuk Memperlancar Pengadaan Bahan Baku
Apa
sajakah kegiatan wirausaha untuk memperlancar pengadaan bahan baku? Untuk
memperlancar pengadaan bahan baku yang ideal, wirausahawan dapat melakukan
hal-hal berikut.
1.
Membuat
daftar jenis-jenis bahan baku yang dibutuhkan, persyaratannya, dan jumlahnya.
2.
Membuat jadwal, kapan bahan baku itu
dibutuhkan oleh perusahaan
3.
Mencari bahan baku yang dibutuhkan perusahaan
dengna cara penawaran umum
4.
Melaksanakan
pembelian bahan baku sesuai jadwal dan program perusahaan.
5.
Melaksanakan
penyimpanan bahan baku di dalam gudang milik perusahaan
6.
Menempatkan
tenaga pelaksana proses produksi
7.
Menempatkan
tenaga pengawas yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya proses produksi
yang sesuai dengan program perusahaan.
1. Biaya tetap (fixed cost)
Biaya tetap
atau yang disebut juga dengan fixed cost merupakan biaya yang dikeluarkan oleh
sebuah perusahaan dalam keadaan konstan atau umumnya senantiasa tidak berubah
walaupun mengalami peningkatan maupun penurunan jumlah barang atau jasa yang
dihasilkan. Dapat dikatakan bahwa biaya tetap tidak terpengaruh sama sekali
atau terlepas dari perubahan-perubahan dalam aktivitas bisnis yang dijalankan
oleh perusahaan.
Biaya tetap
dibagi menjadi 2 macam yaitu committed fixed cost dan discretionary fixed cost.
Contoh dari biaya tetap itu sendiri adalah biaya sewa gedung, gaji karyawan,
pajak, biaya asuransi, biaya cukai (jika pengiriman produk dilakukan hingga ke
luar negeri), pembayaran pinjaman, dan sebagainya.
Biaya tetap
yang senantiasa konstan bukan berarti biaya tetap tersebut akan selalu konstan.
Biaya tetap dapat berubah sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Contoh
sederhana misalnya biaya sewa gedung. Perusahaan akan selalu membayar biaya
sewa gedung yang sama setiap tahun meskipun produk yang dihasilkan oleh
perusahaan banyak ataupun sedikit. Namun, biaya sewa gedung sewaktu-waktu dapat
meningkat ataupun menurun sesuai dengan keinginan pemilik gedung itu sendiri.
Ini berarti biaya tetap akan selalu konstan hingga periode tertentu, periode
dimana biaya dapat ditingkatkan maupun diturunkan oleh pihak yang bersangkutan
tetapi perubahan tersebut terjadi dalam jangka waktu yang cukup panjang.
2. Biaya variabel (variable cost)
Biaya
variabel atau yang disebut juga dengan variable cost merupakan biaya yang
dikeluarkan oleh sebuah perusahaan secara berubah-ubah yang didasarkan pada
perubahan jumlah produk yang diproduksi. Semakin besar jumlah volume produk
yang diproduksi oleh sebuah perusahaan maka semakin besar pula biaya yang harus
dikeluarkan untuk memproduksi produk tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika
jumlah volume produk yang diproduksi kecil maka biaya yang dikeluarkan juga
kecil.
Dapat dikatakan
bahwa biaya variabel bergantung pada fluktuasi aktivitas usaha dalam
memproduksi barang yang dilakukan sebuah perusahaan. Contoh dari biaya variabel
yaitu antara lain biaya bahan baku sebuah produk, biaya tenaga kerja langsung
dalam bentuk upah kepada karyawan (biasanya dihitung berdasarkan berapa unit
produk yang dapat dihasilkan per orang), biaya pengemasan produk, biaya kargo
(berbeda-beda sesuai dengan negara tujuan tempat produk akan diperjualbelikan),
dan biaya lainnya.
Dengan adanya pembahasan di atas, sekarang kita dapat
mengenal apa itu biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable
cost). Semoga penjelasan yang disampaikan dapat memberikan pengetahuan
lebih dalam akuntansi dan dalam menjalankan sebuah bisnis bagi sebuah
perusahaan.
Pengertian Biaya
Biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang atau jasa dari pihak ketiga. Barang atau jasa dimaksud dapat dalam rangka untuk dijual kembali atau dalam rangka untuk menjual barang atau jasa yang diperdagangkan, baik yang berkaitan dengan maupun di luar usaha pokok perusahaan. Dalam perhitungan laba rugi, besarnya biaya akan mengurangi laba atau menambah rugi perusahaan.Biaya Langsung dan Tidak Langsung
Biaya LangsungBiaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dapat dibebankan secara langsung kepada objek biaya atau produk. Contoh biaya langsung adalah bahan langsung (bahan baku), upah pekerja yang langsung terlibat dalam proses produksi barang di pabrik, iklan, ongkos angkut, dan sebagainya.
Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah buya yang sulit atau tidak dapat dihubungkan dan dibebankan secara langsung dengan unit produksi, dan secara akurat ditelusuri ke objek biaya. Biaya yang dapat ditelusuri pada objek biaya akan meningkatkan keakuratan pembebanan biaya. Contoh buya tidak langsung adalah gaji pimpinan, gaji mandor, iklan untuk lebih dari satu macam produk, dan sebagainya. Buya tidak langsung sering disebut biaya overhead. yang terbagi lagi menjadi biaya overhead pabrik, biaya penjualan, serta biaya umum dan administrasi.
Biaya
langsung adalah biaya yang dapat dipisahkan dan dikenali secara langsung
digunakan untuk memproduksi suatu satuan output, sedangkan biaya tak langsung
adalah biaya gabungan (joint cost) atau biaya – biaya overhead untuk semua
satuan output yang diproduksi.
Objek biaya
dapat diklasifikasikan sebagai biaya langsung dan tidak langsung. Misalnya;
jika mesin merupakan objek biaya, biaya penggunaan bahan bakar minyak yang
dipakai oleh mesin tersebut merupakan biaya langsung. Namun, jika objek biaya
adalah produk yang dihasilkan oleh mesin tersebut, biaya bahan bakar menjadi
biaya tidak langsung. Idealnya, semua biaya dapat dikenakan pada objek biaya
dengan menggunakan penelusuran secara langsung.
Biaya Tunai dan Tidak Tunai
Biaya TunaiBiaya tunai adalah biaya-biaya yang saat ini atau pada waktu kemudian akan timbul dan diakui sebagai biaya yang akan dikeluarkan secara tunai (biaya bahan baku, tenaga kerja, dan sebagainya).
Biaya Tidak Tunai
Biaya tidak tunai adalah biaya-biaya yang saat ini atau pada waktu kemudian tidak akan dan tidak pernah dikeluarkan secara tunai (misalnya, biaya penyusutan).
Biaya Tetap, Variabel, dan Semi Variabel
Pemahaman tentang biaya tetap, variabel, dan semi variabel sangat penting dalam rangka memahami analisis break even (pulang pokok), seperti yang akan dibahas dalam bab di belakang.Biaya Tetap
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang dalam rentang waktu tertentu jumlahnya tidak berubah berapa pun besarnya penjualan atau produksi. Contoh biaya tetap adalah sewa gedung untuk kantor. Apabila biaya untuk sewa kantor sebesar Rp 10 juta per bulan, perusahaan tetap harus menanggungnya, tidak peduli berapa pun jumlah barang yang terjual, apakah 1.000 unit, 5.000 unit, 10.000 unit, bahkan jika tidak ada penjualan pun. Untuk penjualan 5.000 unit, biaya tetap per unitnya Rp2.000,- (Rp 10 juta dibagi 5.000 unit), untuk penjualan 10.000 unit biaya tetap per unitnya Rp 1.000,- (Rp 10 juta dibagi 10.000 unit), dan seterusnya.
Biaya Variabel
Biaya variabel atau biaya berubah (variable cost) adalah biaya yang dalam rentang waktu tertentu dan sampai batas-batas tertentu jumlahnya berubah-ubah secara proporsional.
Biaya Semi Variabel
Biaya semi variabel adalah biaya yang sulit secara mutlak digolongkan ke dalam kedua jenis biaya tersebut (biaya variabel atau tetap).
Biaya variabel, tetap, dan semi variabel dapat digunakan dalam analisis pulang pokok untuk tujuan perencanaan dan pengendalian laba.
Biaya yang Ditetapkan dan Biaya Historis (Predetermined & Historical Cost)
Kedua jenis biaya yang digolongkan sesuai saat penetapannya dan dapat digunakan untuk tujuan perencanaan dan pengendalian, terdiri atas:1. Biaya yang Ditetapkan (Predetermined Cost)
Biaya yang ditetapkan adalah biaya yang besarnya telah ditentukan terlebih dulu berdasarkan analisis masa lalu atau masa datang. Penetapan terlebih dulu ini adalah dalam rangka penyusunan standar atau anggaran.
2. Biaya Historis (Historical Cost)
Biaya historis adalah biaya yang besarnya dihitung setelah ada realisasi.
Proses perencanaan
pemasaran
1.Tahap analisis
kegiatan pemasaran
2. Analisis keunggulan
dan kelemahan
3. Kriteria tingkat
penjualan dan laba yang diharapkan
4. Penetapan strategi
pemasaran
5. Penetapan target
pasar
6. Penyusunan rencana
pemasaran
7. Penyusunan program
pemasaran
Penyebab ketidak puasan
konsumen
1. Produk tidak sesuai
dengan kenyataan
2. Pelayanan personal
jual kurang
menyenangkan
3. Produk kurang
memuaskan,mudah
rusak,mudah patah dll
4. Harga terlalu tinggi
karena jarak jauh
5. Promosi iklan yang
terlalu muluk2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar